NasionalNews

Jokowi Stop Ekspor Bijih Nikel, Ekonomi Naik Hingga Rp 504 Triliun

×

Jokowi Stop Ekspor Bijih Nikel, Ekonomi Naik Hingga Rp 504 Triliun

Sebarkan artikel ini
Presiden Jokowi
Presiden Jokowi.

KALBAR SATU ID, NEWS – Langkah tegas dan berani yang diambil Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan menyetop kegiatan ekspor bijih nikel terbukti sukses meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi negara.

Pada tahun 2022 saja, pendapatan negara terdongkrak hingga mencapai US$ 33,8 miliar atau sekitar Rp504 triliun dari sektor industri nikel.

Baca juga: Akselerasi Peningkatan SDM, Presiden Jokowi Kuatkan Fondasi Indonesia Emas 2045

Baca juga: Wujudkan Pemerataan Pembangunan, Presiden Jokowi Benahi Infrastruktur di Daerah 3T

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto menuturkan bahwa kebijakan larangan ekspor raw material nikel ampuh menggenjot pendapatan yang signifikan. Hal itu turut mendorong kesejahteraan UMKM yang berada di daerah penghasil nikel.

“Ekspor produk turunan nikel tahun 2022 mencapai angka US$ 33,8 miliar, dampaknya sektor UMKM daerah penghasil nikel cukup signifikan,” ujar septiap pada kegiatan BRI Microfinance seperti dikutip dari Youtube Bank BRI, Jumat (27/01/2023).

Seto juga menyampaikan rasa optimisnya bahwa nilai tambah ekspor produk turunan nikel ke luar negeri pada 2023 akan terus melonjak. Ia menargetkan pada tahun ini, pemasukan negara dari ekspor nikel mencapai US$ 35 – US$ 38 Miliyar atau sekitar Rp 542 triliun hingga Rp 569 triliun.

Baca juga: Program Era Presiden Jokowi Berhasil Atasi Krisis Air Bersih di Indonesia Timur

Baca juga: Jokowi Hapus Stigma Pembangunan Jawa Sentris: Berhasil Transformasi Pembangun Secara Adil

“Ini bisa menggantikan (nilai) ekspor sawit yang terbesar l di Indonesia setelah batu bara,” imbuhnya.

Dijelaskan oleh Seto bahwa Pemerintahan Jokowi terus berkomitmen untuk membangun ekosistem pertambangan mulai dari hulu ke hilir. Seto yakin, dengan ekosistem yang baik mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kalau ekosistem bisa terbentuk, maka dampak pertumbuhan ekonomi daerah juga signifikan, UMKM juga,” tandas Seto.

Presiden Jokowi resmi memberhentikan kegiatan ekspor barang mentah nikel pada 1 Januari 2020. Jokowi mendorong hilirisasi produk-produk turunan nikel seperti Limonit, Nikel Sulfat, Prekursor, Katoda, dan Sel Baterai.

Baca juga: Selama Jokowi Jabat Presiden, Angka Stunting Turun 15,4 Persen

Baca juga: Pembangunan Lebih Merata, Jokowi Berhasil Dongkrak Investasi Luar Jawa

Dari produk turunan nikel tersebut Indonesia bisa memperoleh nilai tambah ekonomi hingga puluhan kali lipat.