KALBAR SATU ID – Usai kegiatan Penyusunan Pagu Anggaran Madrasah Tahun 2026, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat kembali menggelar program unggulan Podcast Kemenag Kalbar yang tayang secara langsung dari Ruang Podcast Lantai 3 Kanwil Kemenag Kalbar, pada Senin siang, 7 Juli 2025.
Dengan tajuk “Merajut Harmoni dalam Keberagaman”, bincang kali ini menghadirkan Kepala Kanwil Kemenag Kalbar, Dr. H. Muhajirin Yanis, M.Pd.I sebagai narasumber utama, dan dipandu oleh Vera Puji Lestari, S.Pd dari Madrasah Mu’allimin Mu’allimat (MMA) II Kalimantan Barat.
Dalam siaran yang disiarkan serentak melalui YouTube Podcast KemenagKalbar, 105.8 FM, dan M2TV ini, Kakanwil menegaskan pentingnya implementasi moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyampaikan pesan Menag RI agar moderasi tidak berhenti pada tataran konsep, tetapi harus diwujudkan melalui tindakan konkret.
“Kita tidak cukup hanya bertetangga dan saling menyapa. Moderasi beragama menuntut kita saling membantu. Bila tetangga kita sedang menjalankan ibadah, kita bisa turut memberi kemudahan, misalnya membuka pagar rumah untuk dijadikan lahan parkir,” ujar Muhajirin.
Kakanwil juga menjelaskan berbagai program konkret yang telah dijalankan Kanwil Kemenag Kalbar, seperti pembentukan Kampung Moderasi Beragama yang telah hadir di seluruh kabupaten/kota serta peluncuran Desa Kerukunan di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat.
“Ini semua bisa terwujud berkat kontribusi aktif para penyuluh agama di lapangan. Mereka adalah garda terdepan dalam menyosialisasikan nilai-nilai toleransi,” lanjutnya.
Dalam perbincangan tersebut, Kakanwil menyampaikan bahwa Kalimantan Barat patut berbangga karena beberapa daerahnya telah menunjukkan capaian luar biasa dalam hal toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
“Kita pernah tiga kali berturut-turut mendapatkan penghargaan sebagai kota tertoleransi, terakhir di tahun 2024, yakni Kota Singkawang yang sudah lima tahun bertahan meraih gelar tersebut. Umumnya, Kalbar mendapat apresiasi melalui indeks kerukunan yang tinggi. Ini patut kita syukuri dan jaga bersama, apalagi didukung oleh komitmen kuat dari pemerintah daerah,” ujar Kakanwil.
Terkait upaya nyata di lapangan, dirinya menjelaskan bahwa peran moderasi beragama di Kalbar dilaksanakan melalui berbagai instrumen, mulai dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, hingga pendekatan berbasis kearifan lokal oleh tokoh masyarakat, adat, dan agama.
“Saat muncul potensi ketidakharmonisan, FKUB segera bergerak menyelesaikan. Tokoh agama dan adat sangat berperan, pendekatannya bisa kita maksimalkan. Sinergi dari berbagai lini inilah yang memperkuat upaya moderasi,” jelasnya.
Ketika ditanya tentang tantangan dalam menjaga kerukunan, Dr. Muhajirin mengakui bahwa dinamika sosial di Kalbar memang kompleks. Keberagaman suku, agama, dan budaya memerlukan pendekatan yang bijak dan inklusif.
“Tantangan terbesar adalah mencari akar persoalan dan membangun dialog. Setiap kabupaten punya kekuatan sosial dan agama masing-masing. Belum lagi tantangan dari luar, seperti konten negatif di media sosial. Maka dari itu, penting untuk bijak dalam bermedia,” ujar Muhajirin.
Menyinggung soal Kampung Moderasi Beragama, Kakanwil menjelaskan bahwa konsep ini bukan sekadar wilayah administratif, tetapi sebuah komunitas masyarakat yang hidup harmonis dalam keberagaman.
“Kampung moderasi adalah kampung yang penduduknya terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya. Masyarakatnya saling menghargai, dan pergerakan sosialnya dinamis. Ini menjadi contoh nyata moderasi beragama,” terangnya.
Ke depan, Kemenag Kalbar menargetkan lebih banyak desa dapat dijadikan sebagai kampung moderasi. Program jangka panjangnya akan melibatkan seluruh unsur masyarakat dan pemerintah daerah untuk membangun kerukunan yang berkelanjutan.
Menutup sesi bincang, Muhajirin memberikan pesan kepada generasi muda agar lebih bijak dan berdaya dalam bermedia sosial.
“Perbanyak literasi, membaca, dan aktif dalam kegiatan positif. Generasi muda adalah kunci masa depan. Kalau mereka sadar akan pentingnya kerukunan, maka kualitas masyarakat kita akan semakin baik ke depannya,” pesannya.
Acara ini menjadi salah satu bentuk komitmen Kementerian Agama Kalbar dalam membumikan nilai-nilai moderasi beragama sebagai fondasi hidup berbangsa di tengah keberagaman yang menjadi kekuatan Indonesia.