Muhajirin Yanis Tegaskan Masjid Harus Jadi Pusat Ibadah, Pendidikan, dan Transformasi Sosial Umat

Muhajirin Yanis Tegaskan Masjid Harus Jadi Pusat Ibadah, Pendidikan, dan Transformasi Sosial Umat
Muhajirin Yanis Tegaskan Masjid Harus Jadi Pusat Ibadah, Pendidikan, dan Transformasi Sosial Umat. Foto/Istimewa.

KALBAR SATU ID – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Dr. H. Muhajirin Yanis, M.Pd, secara resmi membuka kegiatan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Masjid yang berlangsung di Hotel Mahkota Pontianak, Minggu (18/5/2025).

Turut mendampingi dalam kegiatan tersebut, Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Kalbar, H. Mi’rad, S.Ag., M.A.P., dan Akademisi IAIN Pontianak Dr. Syamsul Hidayat, M.A.

Bacaan Lainnya

Turut hadir pula Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenag Kalbar, Hj. Salbia Muhajirin, beserta Sekretaris DWP, Ketua Tim pada Bidang Urusan Agama Islam, serta para ta’mir masjid dari kabupaten/kota se-Kalimantan Barat yang menjadi peserta kegiatan.

Dalam sambutannya, Kakanwil menegaskan pentingnya memperkuat kapasitas dan kompetensi pengurus masjid agar mampu mengoptimalkan peran masjid sebagai pusat ibadah, pendidikan, pemberdayaan, dan pembinaan umat di tengah tantangan zaman dan arus digitalisasi.

“Masjid tidak hanya tempat ibadah ritual, tetapi juga pusat kegiatan sosial, dakwah, dan pembentukan karakter umat. SDM masjid harus memiliki kompetensi yang selaras dengan kebutuhan zaman agar keberadaan masjid semakin hidup dan berdampak positif bagi masyarakat,” ujar Muhajirin Yanis.

Ia juga menyampaikan empat strategi utama dalam penguatan SDM masjid, yaitu: sosialisasi fungsi masjid, peningkatan kepemimpinan, penguatan etos kerja pengurus, serta manajemen organisasi dan administrasi. Seluruh pendekatan itu diarahkan untuk memberdayakan generasi muda dan menjadikan masjid sebagai ruang kaderisasi yang strategis.

Lebih lanjut, Kakanwil mengajak seluruh pengurus masjid mendukung Program Ekoteologi Kementerian Agama, khususnya dalam pelestarian lingkungan hidup melalui gerakan Eco-Masjid. Ia menekankan bahwa rumah ibadah juga memiliki tanggung jawab spiritual dalam menjaga kelestarian bumi.

“Masjid harus menjadi motor penggerak edukasi lingkungan yang menyentuh dimensi spiritual dan sosial umat. Bumi ini adalah titipan, bukan warisan. Maka, kita semua wajib merawatnya,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia, H. Mi’rad, S.Ag., M.A.P., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 18 hingga 20 Mei 2025. Kegiatan diikuti oleh 20 peserta yang merupakan perwakilan dari Masjid Agung dan Masjid Besar di 12 kabupaten/kota se-Kalimantan Barat.

Ia juga menyebutkan para narasumber yang memberikan materi dalam kegiatan ini, yaitu:
H. M. Basri HAR (Ketua MUI Kalbar),
Setyo Haryani, S.Hut., M.Env. (Kabid Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalbar),
Prof. Dr. H. Wajidi Sayadi, M.Ag (Akademisi),
Dr. Syamsul Hidayat, M.A. (Akademisi),
H. Jonni Hasan (Ketua Takmir Masjid Raya Mujahidin), H. M. Nur Hasan, S.E. (Pimpinan Munzalan Indonesia), dan H. Muammar Khadafi, Lc., M.H., (Ketua IPIM Kalbar).

Dalam penutup laporannya, H. Mi’rad berharap kegiatan ini menjadi titik tolak dalam mewujudkan masjid yang lebih profesional, amanah, dan adaptif terhadap kebutuhan umat.

Dengan kegiatan ini, diharapkan masjid di Kalimantan Barat dapat menjadi pusat transformasi sosial yang inklusif dan progresif, serta mampu menjawab tantangan zaman dalam membina umat dan merawat harmoni kehidupan beragama.

Ikuti GOOGLE NEWS atau Join Channel TELEGRAM

Pos terkait