KALBAR SATU – Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII )mendesak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali segera melanjutkan program pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.
Ketua Bidang Teknologi dan Digital PB PMII Mu’ammar Kadafi menilai bahwa para pemimpin negara-negara G20 di Roma sepakat untuk bekerja keras mencapai netralitas karbon selambat-lambatnya pada pertengahan abad ini dan berjanji untuk mengakhiri pembiayaan bagi pembangkit batu bara di luar negeri pada akhir tahun 2021.
“Hal itu mempunyai implikasi bahwa akan terjadi krisis energi di masa yang akan datang dan Indonesia tidak segera mengambil langkah untuk menggunakan Energi Baru Terbarukan,” katanya, Jakarta 9 November 2021.
Baca juga: Ketua Umum PBNU Siap Hadir di Pelantikan PCNU Kota Pontianak
Baca juga: GP Ansor Pusat Sukses Gelar Pelatihan Pendampingan UMKM di Kalbar
Kebutuhan pasokan listrik di Indonesia, Kadafi menjelaskan belum merata dan mencukupi, terlebih di luar pulau Jawa.
“Maka pasokan energi listrik baik secara nasional maupun lokal, pulau-pulau yang tidak terkoneksi dengan jaringan listrik Jawa-Bali dan Sumatera akan semakin mengkhawatirkan,” lanjutnya.
Kendati demikian terbukti dengan maraknya pemadaman bergilir dan listrik sering terjadi breakdown, belum lagi beberapa wilayah perbatasan yang masih mengimpor listrik dari luar negeri.
Baca juga: Sigap, Polres Kubu Raya Amankan Box Kontainer Karena Bahayakan Pengguna Jalan
Baca juga: Tanggal 10 November 2021 Libur Atau Tidak? Peringatan Hari Pahlawan Nasional
“Salah satu contoh wacana pembangunan PLTN di Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat (Kalbar) sampai saat ini belum membuahkan hasil yang dapat dinikmati masyarakat lokal, maka dengan ini PB PMII mendesak BRIN segera menyelesaikan tugasnya,” ungakpnya.
Kadafi juga menegaskan dengan hadirnya PLTN akan berdampak positif bagi masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi akan sangat diuntungkan.
“PLTN bisa menjawab masalah-masalah yang ada saat ini, dan pasokan listrik sangat melimpah kedepannya, tidak perlu lagi mengimpor dari luar, lebih-lebih Indonesia yang mengekspor listrik ke luar,” pungkasnya.