Scroll untuk baca artikel
News

Perempuan Sehat dan Berdaya dengan Cahaya Al-Quran

×

Perempuan Sehat dan Berdaya dengan Cahaya Al-Quran

Sebarkan artikel ini
Perempuan Sehat dan Berdaya dengan Cahaya Al-Quran
Perempuan Sehat dan Berdaya dengan Cahaya Al-Quran. Foto/Istimewa.

KALBAR SATU ID – Kesehatan tidak hanya sebatas fisik tapi juga harus sehat secara mental dan sehat secara spiritual.

Inilah penggalan kalimat yang disampaikan oleh Penasehat DWP Kementerian Agama RI, Helmi Nassarudin Umar saat memberikan sambutan dalam acara Khataman dan Peringatan Nuzulul Qur’an 1446 H yang diselenggarakan oleh DWP Kementerian Agama RI dengan diikuti oleh Pengurus DWP Kemenag RI secara luring dan Pengurus DWP Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia serta Pengurus DWP PTKN se-Indonesia yang mengikiti secara daring.

Advertiser
Banner Ads

Ketua DWP Kanwil Kemenag Kalbar, Salbia Muhajirin Yanis beserta Pengurus DWP turut hadir secara daring dalam kegiatan Peringatan Nuzulul Quran yang mengangkat tema “Perempuan Sehat dan Berdaya dengan Cahaya Al-Quran” di Ruang Sekretariat DWP Kanwil Kemenag Kalbar pada Selasa pagi (18/3).

Dalam sambutannya, Penasehat DWP Kemenag RI berpesan agar menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup dan menjadi sumber kesehatan jiwa yang senantiasa menguatkan hati dan menenagkan jiwa bagi siapa saja yang membacanya.

“Sebagai perempuan, saya selalu mengingatkan agar tetap menjalani hidup sesuai kodratnya. Sehebat apapun perempuan, kita tetaplah seorang makmum dan imam kita adalah suami, jangan menyalahi kodrat,” pesannya.

Peringatan Nuzulul Quran kali ini mengundang Ustadz Muhammad Nur Maulana sebagai penceramah yang menyampaikan peran perempuan dalam kehidupan.

Dalam kehidupan, perempuan memiliki 4 peran, perempuan berperan sebagai anak yang shalehah bagi kedua orang tuanya, sebagai saudara yang menyayangi saudara lainnya, sebagai istri pendamping suami, dan sebagai ibu yang memberikan kasih sayang bagi anak-anaknya,” jelas Ustadz Maulana.

Lebih lanjut Ustadz Maulana juga berpesan seorang ibu tidak boleh tidak ada di sisi anak di 5 waktu, yaitu ketika anak sakit, ketika anak sedih, ketika anak berprestasi, dan ketika anak libur serta ibu harus ada di saat anak mengalami kejadian bersejarah dalam hidupnya, baik sunat, menikah, melahirkan maupun kejadian penting lainnya.

Usai penyampaian tausiah dari Ustadz Maulana, acara dilanjutkan dengan khataman Al-Quran yang diikuti oleh seluruh peserta kegiatan baik yang luring maupun yang mengikuti secara daring.

Tinggalkan Balasan