PONTIANAK, KALBAR SATU ID – Pondok pesantren (Ponpes) merupakan salah satu lembaga pendidikan tradisional tertua di Nusantara. Sehingga Ponpes adalah warisan budaya Nusantara yang digunakan sebagai wadah menimba ilmu serta membangun peradaban Islam yang ada di Nusantara.
Hal ini disampaikan KH. Nasiruddin, M.Si selaku Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah PWNU Kalbar dalam pembukaan acara Webinar Pra Konferwil PWNU Kalbar VIII series 3 dengan tema Pesantren Sebagai Benteng Islam Aswaja an-Nahdliyah di Kalimantan Barat, yang digelar Lembaga Ta’lif Wan Nasyr (LTN) PWNU Kalbar, Kamis (30/06/2022) via platform Zoom Meeting.
Menurut Kiyai muda ini, setidaknya terdapat tiga ciri utama yang menjadi ruh pondok pesantren.
Baca juga: Inilah Tantangan NU Kalimantan Barat Menurut Mantan Aktivis HTI Rony Ramadhan Putra
Baca juga: Puluhan Pondok Pesantren Terima Bantuan Kesehatan dari PCNU Kubu Raya
“Pertama keilmuan dimana pesantren menjadi wadah bagi kaderisasi para ilmuan yang luar biasa, yang siap berperan di masyarakat”.
“Kedua, transmisi serta sanad keilmuan dimana setiap pondok pesantren memiliki sanad keilmuan yang jelas dengan standar yang tinggi”.
“Ketiga, mengkaji Kitab kuning. Hal ini menjadi pilar utama dari sebuah pondok pesantren. Karena tidak semua orang mampu membaca dan mengkaji kitab kuning sebagai khazanah keislaman dari nusantara hingga dunia,” jelas KH Nasiruddin.
Menurutnya, salah satu tujuan utama pesantren adalah sebagai lembaga tafaqqahu fiddin yakni upaya serius mendalami ilmu-ilmu agama serta mendalami pendidikan etika.
Baca juga: PCNU Pontianak Gelar Peletakan Batu Pertama Pembangunan Ponpes Aswaja
Baca juga: Sujiwo Dorong Eksistensi Wadah Melestarikan Budaya di Kubu Raya
“Selain itu pesantren juga dijadikan sebagai lembaga wadah kaderisasi ulama. Selanjutnya pesantren juga mencetak santri dan pemimpin yang bertakwa,” ungkap KH Nasiruddin.
Pengasuh Ponpes Nurul Amin Kubu Raya ini mengemukakan bahwa pesantren setidaknya memiliki beberapa kelebihan diantaranya di pesantren terjadi transformasi ilmu pengetahuan sehingga banyak disiplin ilmu yang kemudian dikembangkan.
Selain itu menurutnya, pesantren juga mengajarkan pentingnya pengamalan ilmu dalam keseharian serta mengajarkan nilai-nilai disiplin. Di pesantren juga diharapkan dapat melahirkan orang-orang pilihan.
Baca juga: Kampung Tangguh Anti Narkoba, Wabup Sujiwo: Kita Harap ini Jadi Benteng
Baca juga: Bedah Buku Perempuan Kesetaraan dan Takdir, Lina: Harus Dibentengi Dengan ilmu
Ia juga mengatakan bahwa ada empat langkah merawat sistem pesantren. Pertama, pesantren hendaknya mendidik menjadi pembaca, pecinta dan ahli al-Quran. Kedua pesantren diharapkan mampu membersihkan hati dan jiwa. Ketiga pesantren senantiasa mengajarkan kitab kuning, serta keempat pesantren diharapkan senantiasa mengajarkan hikmah kebijaksanaan.
Sebagai benteng ASWAJA an-Nahdliyah, pesantren hendaknya memiliki 4 syarat yakni Ruhuddin (Semangat memperkuat agama dan Batin, Ruhul Wathaniah (semangat kebangsaan dan cinta NKRI), Ruhut at-Ta’abudiyah (menghargai perbedaan), serta Ruhul Insaniyah (Semangat Kemanusiaan).