TAF: Kolaborasi dan Diseminasi Masih Jadi Tantangan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Hutan di Indonesia

- Editor

Kamis, 24 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Abdullah selaku Konsultan TAF sedang merangkum hasil diskusi dalam acara Forestival dan Pertemuan Koordinasi Mitra (PCM) SETAPAK 3 bertajuk Memperkuat Agenda Keberlanjutan Hutan di Indonesia, Kamis (17/11/2022).

i

Abdullah selaku Konsultan TAF sedang merangkum hasil diskusi dalam acara Forestival dan Pertemuan Koordinasi Mitra (PCM) SETAPAK 3 bertajuk Memperkuat Agenda Keberlanjutan Hutan di Indonesia, Kamis (17/11/2022).

KALBAR SATU ID, YOGYAKARTA – Untuk pengelolaan lingkungan hidup dan hutan di Indonesia kolaborasi dan diseminasi praktik baik masih menjadi tantangan. Hal ini disampaikan oleh Konsultan The Asia Foundation (TAF) Abdullah ketika merangkum hasil diskusi dalam acara Forestival dan Pertemuan Koordinasi Mitra (PCM) SETAPAK 3 bertajuk Memperkuat Agenda Keberlanjutan Hutan di Indonesia, Kamis (17/11/2022).

Menurut Abdullah, kolaborasi yang dimaksud di sini menunjuk dua hal: ide dan kerja. “Kerja sama ini bukan saja soal kerja, tapi juga ide atau gagasan,” tegasnya dalam kegiatan yang digelar secara bauran di Yogyakarta dan di kanal Youtube Beritabaru.co dan Aksi Setapak.

Kolaborasi berkaitan dengan pentingnya kepemimpinan untuk masa depan lingkungan hidup dan hutan di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yang perlu didorong dan dikawal tidak cukup hanya Peraturan Daerah (Perda) atau kebijakan, tapi juga kepemimpinan. “Tanpa leadership, semuanya akan sia-sia,” kata Abdullah mengutip Dosen IPB Hariadi Kartodiharjo.

“Tujuannya adalah agar kebijakan yang kita perlukan punya makna yang substantif,” imbuhnya.

Kemudian diseminasi berkaitan dengan replikasi dan duplikasi. Replikasi yang perlu untuk didorong adalah model yang kontekstual.

Maksudnya, praktik baik di Papua tidak bisa begitu saja diterapkan di Aceh. Sebab keduanya memiliki konteks sosial, budaya, dan geografisnya masing-masing.

“Termasuk soal capaian juga ya. Setiap capaian yang ada perlu untuk dibagikan sebagai bahan belajar bagi daerah lainnya,” katanya.

Meski demikian, lanjut Abdullah, mendiskusikan capaian saja tidak cukup, tapi semua pihak yang terlibat harus pula membahas hal-hal yang tidak tercapai.

“Ini seperti yang dikatakan Uni Sandra tadi ya, bahwa yang tidak tercapai harus dibahas juga sebagai evaluasi,” ungkap Abdullah.

Lebih jauh, Abdullah juga memaparkan beberapa tantangan lain, seperti keterbukaan informasi, khususnya bagi perempuan; tindak lanjut pasca penerbitan izin Perhutanan Sosial, jebakan masalah teknis, dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Kegiatan yang merupakan hasil kerja sama antara FGMC dan TAF ini dihadiri oleh Country Representative TAF Indonesia Sandra Hamid dan Adviser of Forest and Land Use team FCDO The British Embassy Jakarta Dan Jones.

Acara ini digelar selama dua hari, 17 – 18 November 2022, dan terdiri dari empat (4) sesi: keynote speech dan seminar, talkshow 1, talkshow 2, dan inisiatif lainnya. Narasumber kunci diisi oleh Kepala Pusat Data dan Informasi KLHK Edi Sulistyo H. Susetyo.

Sesi kedua kemudian dihadiri oleh Crisna Akbar (HAKA), Direktur Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial KLHK Syafda Roswandi, Collaboration Management and HR Specialist IPB Soni Trison, Ketua Program Studi Kajian Gender UI Mia Siscawati, dan Pokja PS Sulawesi Selatan Syamsul Rijal.

Pada sesi ketiga hadir Ramlan Nugraha (PATTIRO), Staf Ahli Menteri Desa PDTT Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan Bito Wikantosa, Kasubdit Perencanaan Anggaran Daerah Wilayah IV Direktur Perencanaan Anggaran Daerah Bina Keuangan Daerah Kemendagri Fernando H. Siagian, Bupati Maros Chaidir Syam, Ketua APKASI Hamim Pou, BKF Kemenkeu RI Joko Tri Haryanto, dan Analis Ahli Muda Hilman Rosada.

Sesi terakhir dipantik oleh Diva Safira (ICEL) dan ditanggapi oleh Dosen IPB Profesor Hariadi Kartodihardjo, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kemen PPPA Leny Nurhayanti Rosalin, Direktur Pencegahan dan Pengamanan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ditjen GAKKUM KLHK Sustyo Iriyono, dan Kasubdit Pengembangan Pendampingan Perhutanan Sosial, Direktorat Kemitraan Lingkungan PSKL Hasnawir.

Berita Terkait

Polres Kubu Raya Gelar Patroli dan Sosialisasi Operasi Keselamatan Kapuas
Polisi dan Masyarakat Cegah Tawuran di Jalan Adisucipto Kubu Raya
Polisi Amankan Lomba Mewarnai Tingkat PAUD dan TK di Kubu Raya
Polres Kubu Raya Dukung Ketahanan Pangan, Lahan 300 Hektare Siap Digarap
PA GMNI Pontianak Launching Pojok Pemikiran Bung Karno di Perpustakaan Daerah Provinsi Kalbar
Membangkitkan Pesona Lokal: Pelatihan Tata Kelola Desa Wisata di Kampong Melayu Laut
2 Kg Sabu Gagal Terbang ke Surabaya, Empat IRT Gigit Jari
NU Care Kalbar Salurkan Sedekah Pangan Untuk Anak Yatim di Panti Asuhan Nur Ilahi

Berita Terkait

Sabtu, 22 Februari 2025 - 23:38 WIB

Polres Kubu Raya Gelar Patroli dan Sosialisasi Operasi Keselamatan Kapuas

Sabtu, 22 Februari 2025 - 23:33 WIB

Polisi dan Masyarakat Cegah Tawuran di Jalan Adisucipto Kubu Raya

Sabtu, 22 Februari 2025 - 23:28 WIB

Polisi Amankan Lomba Mewarnai Tingkat PAUD dan TK di Kubu Raya

Sabtu, 22 Februari 2025 - 23:21 WIB

Polres Kubu Raya Dukung Ketahanan Pangan, Lahan 300 Hektare Siap Digarap

Sabtu, 22 Februari 2025 - 23:13 WIB

PA GMNI Pontianak Launching Pojok Pemikiran Bung Karno di Perpustakaan Daerah Provinsi Kalbar

Berita Terbaru