KALBAR SATU ID – Saat ini masih saja terdengar di telinga kita tentang masyarakat yang masih bersikap intoleransi. intoleransi adalah sebuah paham atau pandangan yang mengabaikan seluruh nilai-nilai dalam toleransi yaitu perasaan empati kepada orang atau kelompok lain yang berasal dari kelompok, golongan, atau latar belakang yang berbeda.
Intoleransi dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti rasisme, seksisme, diskriminasi agama, atau diskriminasi lainnya. Intoleransi dapat memiliki dampak yang buruk pada lingkungan belajar, kesehatan mental siswa, dan pencapaian akademik mereka. Ada beberapa faktor penyebab intoleransi dalam kehidupan masyarakat. Mulai faktor status ekonomi, kualitas pendidikan, hingga status sosial. Semuanya menimbulkan sikap intoleransi atau tidak pengertian dalam hidup berdampingan sebagai masyarakat.
Faktor munculnya paham intoleransi, antara lain kepribadian, pengetahuan yang memutlakkan, hubungan dengan kekuasaan, dan menganggap pribadi atau golongannya paling benar.
Sangat disayangkan bahwa gadget yang selama ini hadir di hidup masyarakat juga menjadi salah satu penyebab terjadinya intoleransi. Karena masih banyaknya masyarakat yang saling ejek melalui jejaring sosial.
Baca juga: RMI NU Kalbar Gelar Talkshow Pesantren Cakap Digital
Selain itu, Dampak dari intoleran dalam agama ialah tindakan atau perlakuan tidak adil, kerugian fisik atau materi dan mental atau kepribadian, ancaman terjadinya kekerasan atau perkelahian masal, ancaman kerukunan, ancaman kehancuran ekonomi masyarakat, ancaman terhadap eksistensi dasar negara yakni Pancasila.
Saat ini, yang akan menjadi icon untuk menyuarakan sikap toleransi adalah Santri. Santri secara umum adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren. Santri biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Biasanya, santri setelah menyelesaikan masa belajarnya di pesantren, mereka akan mengabdi ke pesantren dengan menjadi pengurus
Menurut bahasa, istilah santri berasal dari bahasa Sanskerta, “shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata cantrik yang berarti para pembantu begawan atau resi. santri identik dengan karakater kearifan, yakni bersikap sabar, rendah hati, patuh pada ketentuan hukum agama, mampu mencapai tujuan tanpa merugikan orang lain, dan mendatangkan manfaat bagi kepentingan bersama. Menghormati perbedaan dan keberagaman.
Santri yang berhenti dari pesantren mereka akan berubah sebutan menjadi alumni. Kadang sebutan alumni tidak hanya disematkan yang mondoknya telah selesai, melainkan semua orang yang pernah mondok di suatu pondok pesantren, baik mondoknya hanya setengah tahun, 1 tahun, 2 tahun, bahkan 10 tahun, bisa dikatakan sebagai alumni.
Alumni pesantren inilah yang nantinya juga akan bnyak bergelut di masyarakat. Dan sangat berdampak bila ikut menyuarakan pentingnya untuk tidak bersikap intoleransi. Karena Sikap tersebut sangat dilarang oleh Allah SWT.
Baca juga: Dosen MKWK Polnep Bersinergi Dengan Para Alumni Pesantren Wilayah Kalbar
Salah satu ayat Alquran tentang larangan intoleransi yaitu : QS. al-An’ām [6]:108 berisi tentang larangan menghina dan merendahkan sesembahan agama lain. Tujuan dari larangan ini adalah agar orang-orang musyrik tidak menghina Allah sebagai balasan atas hinaan yang dilakukan oleh orang-orang Islam.
لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: Tidak ada paksaan dalam (menerima) agama (Islam) (QS. Al-Baqarah: 256).
وَمِنْهُمْ مَّنْ يُّؤْمِنُ بِهٖ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهٖۗ وَرَبُّكَ اَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِيْنَ (٤٠)
Toleransi berarti tidak memaksa beribadah sesuai agama Islam, namun membiarkan agama lain menjalankan ibadah sesuai ajarannya (QS. Yunus: 40-41) (Rahman, 1996: 203).
Adapun perintahnya terdapat dalam salah satu ayat Al-Quran tentang toleransi, yakni Surat Al-Hujurat Ayat 13. Artinya:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Selain itu, Prinsip-prinsip dalam QS al-Kafirun merupakan dasar-dasar toleransi sejati yang mengandung nilai-nilai universal. Saat Muslim menghormati akidah agama lain dengan mengatakan, tak pernah menjadi penyembah yang kamu sembah juga berlaku pada pemeluk agama lain. Mereka tidak akan menyembah apa yang Muslim sembah.
Baca juga: Kunjungan ke Pesantren Darul Ulum Kubu Raya, Puan Maharani Bagikan Sederet Bantuan
Berikut dalil yang menggambarkan tentang sikap tasamuh dalam Al Qur’an dan Hadis: – Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 8:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Ayat ini memberikan gambaran pada kita sebagai umat islam bahwa toleransi dalam beribadah dilarang untuk saling ikut campur antar pemeluk agama.
Sebagai penutup pada tulisan ini adalah, bagaimana cara kita sebagai alumni pesantren – memberikan pemahaman pada masyarakat untuk menghindari sikap intoleransi.
- memberikan pemahaman tidak memaksakan kehendak diri sendiri kepada orang lain.
- memberikan pemahaman untuk peduli terhadap lingkungan sekitar.
- memberikan pemahaman untuk tidak mementingkan suku bangsa sendiri atau sikap yang menganggap suku bangsanya lebih baik.
- memberikan pemahaman untuk tidak menonjolkan suku, agama, ras, golongan, maupun budaya tertentu.
Karena sikap tersebut berpengaruh langsung terhadap perilaku intoleran: fanatisme agama, ketidakpercayaan terhadap agama dan etnis lain, sekularisme, perasaan terancam, dan media sosial. kalau tidak ada sikap toleransi, masyarakat menjadi tidak rukun karena tidak ada sikap saling menghargai, bisa terjadi kecemburuan sosial, perpecahan konflik.
Dari situlah pentingnya toleransi antar sesama amat sangat dibutuhkan. Salah satu manfaat dan tujuan dari sikap ini adalah mempermudah mewujudkan persatuan terhadap perbedaan yang ada. Dengan begitu kehidupan yang lebih baik, nyaman, tentram di tengah perbedaan bisa terwujud dengan lebih mudah.
Penulis: Farida Asy’ari, Dosen Politeknik Negeri Pontianak