KALBARSATU.ID – Kehidupan manusia tidak terlepas dari kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Untuk memenuhi kebutuhan manusia muncul beragam industri diberbagai sektor. Dari industri pangan hingga industri kebutuhan primer lainnya.
Berbicara dengan industri tidak terlepas dari proses produksi yang membutuhkan tenaga manusia untuk mengoperasikannya. Pekerja pabrik yang biasa disebut buruh pabrik di Indonesia tersebar di seluruh jajaran pulau Indonesia dan di dominasi oleh pekerja wanita yang rentan akan pelecehan.
Indonesia memang belum menjadi negara yang aman untuk buruh karena penerapan sistem kerja pabrik masih mempraktekan pelecehan verbal ataupun non verbal. Meskipun tidak semua pabrik akan tetapi hampir setiap pabrik di Indonesia rentan adanya kekerasan tersebut. Dalam bekerja selain kenyamanan dan keamanan secara jasmani dibutuhkan kenyamanan secara mental yang dibangun dari lingkunga kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sistem perbudakan masih sangat kental terjadi dilapangan. Untuk menekan pekerja di lakukan kekerasan verbal yang mnjatuhkan mental pekerja. Pekerja dengan gerak lambat dan banyak kesalahan menjadi santapan empuk leader produksi untuk dimaki dan dibentak secara tidak manusiawi.
Saat di pertanyakan alibi pabrik untuk mendongkrak semangat pekerja yang justru kenyataan sebaliknya akan memberi efek ketakutan berlebihan pada pekerja pabrik. Mungkin mereka lupa yang mereka pekerjakan adalah manusia bukan mesin yang banyak mmiliki keterbatasan, pengelolaan sumber daya organisasi dipabrik seharusnya menyertakan beberapa pelatihan leader lapangan guna menghindari beberapa praktek kekerasan verbal.
Masih banyak PR yang harus di rampungkan mentri ketenagakerjaan dan pemerintah pusat berkaitan dengan pekerja pekerja pabrik atau buruh disektor lainnya. Karena menyangkut masyarakat banyak butuh keseriusan yang tepat guna.
Penulis: Riri Kamiati (Aktivis Perempuan)