Penulis adalah Mahasiswa Universitas Tanjungpura dan Aktivis GMNI Pontianak (Ardianus Ardi) |
KALBARSATU.ID – Dunia sedang dilanda wabah pandemi Covid 19, begitu juga Indonesia. Berdasarkan laporan kementerian kesehatan RI pada 13 April 2020 sudah terdapat 4559 kasus orang Indonesia yang positif Covid-19.
Secara spesifik di Kalimantan Barat jumlas kasus terkonfirmasi sudah berjumlah 13 orang yang positif Covid 19.
Covid 19 ini menjadi persoalan serius, sebab tidak hanya mengakibatkan kondisi kesehatan yang memburuk, lebih dari itu dampak krusial tengah dirasakan masyarakat secara merata hampir di seluruh Indonesia begitu juga di Kalbar.
Dampak itu sangat dirasakan oleh masyarakat menengah kebawah seperti pedagang makanan, pemilik warung kelontong, pedagang sayuran, karyawan swasta, pedagang kaki lima, pekerja rumah makan, buruh lepas, buruh harian dan tukang bangunan serta pekerja di dunia industri bahkan dikabarkan banyak karyawan swasta juga terkena PHK.
Akibatnya, masyarakat menengah kebawah itu merasakan kesulitan ekonomi bahkan yang menjadi miris ditengah wabah Covid 19 harga sebagian semboko kebutuhan rumah tangga melumbung tinggi.
Kini, masyarakat terdampak Covid 19 khusus Kabupaten/Kota di Kalbar berharap pada program bantuan yang diberikan oleh pemerintah yang disalurkan melalui pemerintah daerah.
Melihat perkembangan penanganan pandemi Covid 19 melalui berbagai media, saya menangkap paling tidak ada tiga jenis bantuan dari pemerintah pusat yang kini menjadi harapan masyarakat yang terdampak Covid 19.
Segala upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat hingga daerah. Kita patut mengapresiasi khususnya bantuan yang diberikan kepada masyarakat terdampak Covid 19. Baik bantuan dibidang kesehatan maupun bantuan sembako berupa beras kepada 463 ribu keluarga miskin di kalbar. Setidaknya bantuan itu meringankan beban pendiritaan masyarakat Kalimantan Barat.
Melihat kondisi saat ini semua pihak perlu bergandengan tangan, bahu-membahu dan gotong royong meringankan saudara-saudara kita yang sedang terdampak Covid 19.
Penulis : Ardianus Ardi
Mahasiswa Universitas Tanjungpura dan Akvitis GMNI Pontianak