KALBAR SATU ID – Telah kita ketahui bersama, bahwa manusia pertama kali diciptakan dari sari pati tanah (Adam). Untuk melestarikan dan menjaga serta memberlangsung teruskan kehidupan, diciptakanlah Hawa untuk menemani Nabi Adam. Dari keduanyalah akhirnya terlahir generasi manusia sampai sekarang.
Pada Jaman Jahiliyah, diskriminasi pada perempuan sudah ada, bahkan sampai saat inipun masih banyak dan memandang perempuan itu bias. Oleh karenanya, kita sebagai umat yang beradab, harus terus belajar memahami tentang sepak terjang perempuan dari berbagai sudut pandang, terutama dari sudut pandang Islam.
Stigma kasur, dupur, dan sumur memang sebelumnya melekat pada wanita. Namun, kini stigma itu sudah terkikis seiring perkembangan zaman dan gencarnya kesetaraan gender yang digaungkan oleh para ilmuan dan peneliti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca juga: PWI Kalbar Gelar FGD Tangkal Politik Identitas dan Isu Sara Guna Sukseskan Pemilu 2024
Dalam pandangan Islam, laki-laki dan perempuan pada hakikatnya memiliki hak dan kedudukan yang sama mulai dari pendidikan, beribadah, maupun dalam bekerja.
- Perempuan dalam Hal Ibadah
Hal ini Diperkuat dalam Al-Qur’an :
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ اَنِّيْ لَآ اُضِيْعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنْكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى ۚ بَعْضُكُمْ مِّنْۢ بَعْضٍ
“Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain” (QS. Ali-Imran: 195)
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan amal seseorang yang taat dan tidak akan membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan dalam memberi pahala dan balasan, karena kedua jenis ini satu sama lain turun menurunkan, perempuan berasal dari laki-laki dan begitu juga sebaliknya.
- Perempuan dalam hal Menuntut Ilmu
Islam memerintahkan umatnya untuk menuntut ilmu baik laki-laki maupun wanita. Kedudukan kaum wanita dalam hal pendidikan ataupun menuntut ilmu sama dengan kaum laki-laki. Dengan ilmu, Allah akan meninggikan derajat hamba-Nya. hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al Mujadalah ayat 11.
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Artinya: Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadalah: 11).
Bagi wanita, ilmu juga sangat penting baik bagi dirinya maupun anak-anaknya. Sebab, tanpa bekal ilmu mustahil wanita bisa melayani suami dan mendidik anak-anaknya dengan baik.
Baca juga: Ketua KEIND Kalbar Rully: Saya Ingin Berkontribusi Membangun UMKM Kalimantan Barat
- Perempuan dalam Hal Bekerja atau berkarier
Selain di bidang pendidikan, Islam juga membolehkan kedudukan wanita dalam bekerja ataupun karier. Dengan catatan, tidak melupakan kodratnya sebagai wanita yakni melayani suami dan mendidik anak-anaknya.
Selain itu, wanita yang sudah berkeluarga harus mendapat izin dari suami jika bekerja di luar rumah. Sebab, pada hakikatnya perempuan dianjurkan untuk berdiam diri di rumah sebagaimana dalam ayat Alquran berikut ini.
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al-Ahzab: 33).
- Perempuan dalam Hal Harta Warisan
Islam memberikan hak kepada wanita harta warisan. Mereka tetap mendapat bagian sebagaimana laki-laki.
Hal ini dipertegas dalam Alquran tentang kedudukan wanita dalam masalah harta warisan termaktub di Surat An Nisa ayat 11.
Allah SWT berfirman:
يُوْصِيْكُمُ اللّٰهُ فِيْٓ اَوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِ ۚ فَاِنْ كُنَّ نِسَاۤءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۚ وَاِنْ كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ
Artinya: Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. (QS. An Nisa: 11).
Baca juga: Ya Allah Pengen Punya Pacar, Ini Bacaan Doa Nabi Yusuf dan Amalan Agar Dicintai dan Tidak Jomblo
Dalam ayat ini Allah menyampaikan wasiat yang mewajibkan kepada kaum Muslimin yang telah mukalaf untuk menyelesaikan harta warisan bagi anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya, baik mereka laki-laki atau perempuan.
Apabila ahli waris itu terdiri dari anak-anak laki-laki dan perempuan, maka berikan kepada yang laki-laki dua bagian dan kepada yang perempuan satu bagian. Adapun hikmah anak laki-laki mendapat dua bagian, karena laki-laki memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan nafkah istrinya serta anaknya, sedang perempuan hanya memerlukan biaya untuk diri sendiri.
- Perempuan sebagai Penopang dan motivasi bagi Laki-Laki
Hal ini dipertegas dalam Al-Qur’an :
وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ – ٧١
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Ayat ini menerangkan bahwa orang mukmin, pria maupun wanita saling menjadi pembela di antara mereka. Selaku mukmin ia membela mukmin lainnya karena hubungan agama.
Kesemuanya itu didorong oleh semangat setia kawan yang menjadikan mereka sebagai satu tubuh atau satu bangunan yang saling menguatkan dalam menegakkan keadilan dan meninggikan kalimah Allah.
Baca juga: PCNU Kota Pontianak Gelar Istighosah Kubro dan Refleksi Satu Abad NU
- Perempuan dalam Hal Berkeluarga
Alqur’an juga menyinggung mengenai kesetaraan wanita dan laki-laki dalam keluarga. Dalam Islam, tidak boleh membeda-bedakan anak laki-laki dengan perempuan.
Allah SWT berfirman:
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ اِنِّيْ وَضَعْتُهَآ اُنْثٰىۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْۗ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْاُنْثٰى ۚ
Artinya: Maka ketika melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. (QS. Ali Imran: 36)
Ayat ini menegaskan kemuliaan putri yang dilahirkan, dan menolak persangkaan bahwa bayi perempuan yang dilahirkan lebih rendah martabatnya daripada bayi laki-laki.
- Perempuan Kelak di Akhirat
Kedudukan wanita di akhirat nanti sama dengan kaum laki-laki jika mereka beriman kepada Allah SWT dengan mengerjakan semua perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Hal ini ditegaskan dalam Alquran, Surat An Nahl ayat 97:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An Nahl: 97).
Baca juga: Keji! Guru Ngaji Cabuli 6 Bocah Di Kubu Raya Terancam 15 Tahun Penjara
Ayat ini berjanji bahwa Allah swt benar-benar akan memberikan kehidupan yang bahagia dan sejahtera di dunia kepada hamba-Nya, baik laki-laki maupun perempuan, yang mengerjakan amal saleh yaitu segala amal yang sesuai petunjuk Alquran dan sunnah Rasul, sedang hati mereka penuh dengan keimanan.
Dari pemaparan diatas, maka kita sebagai umat muim yang beradab dan beriman di tugaskan untuk memberikan pemahaman tentang perempuan dalam sudut pandang Islam. Dengan memahami kedudukan dan peran perempuan, diharapkan bisa menjadi pedoman khususnya bagi perempuan itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Yang terpenting bagi kita adalah ” Perhiasan manusia adalah Akhlak” sepintar dan sehebat bagaimanapun yang namanya manusia, sekaya dan sejaya bagaimanapun dia, tanpa di hiasa sikap dan perilaku yang baik, niscaya hidupnya akan sia sia.
Penulis: Farida Asy’ari, Dosen Politeknik Negeri Pontianak.
Email: faridaasyari87@gmail.com.