KALBAR SATU ID – Di tengah kesibukan perkuliahan, tak sedikit mahasiswa yang memilih untuk menjadi tukang ojek online (ojol) sebagai tambahan penghasilan. Tren ini semakin populer, terutama di kota-kota besar yang memiliki mobilitas tinggi.
Menjadi tukang ojek online dianggap sebagai pilihan yang fleksibel, karena jam kerjanya bisa disesuaikan dengan waktu luang. Namun, di balik keuntungan finansial yang didapat, ada berbagai tantangan yang harus dihadapi mahasiswa yang menjalani profesi ini.
1. Menambah Penghasilan di Tengah Biaya Hidup yang Tinggi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu alasan utama mengapa mahasiswa memilih menjadi tukang ojek online adalah kebutuhan ekonomi. Biaya hidup di kota besar, biaya kuliah, serta kebutuhan sehari-hari seringkali tidak dapat ditutupi hanya dengan uang saku atau beasiswa.
Menjadi tukang ojek online memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan cara yang relatif mudah dan tidak memerlukan keterampilan khusus.
Penghasilan yang didapat bisa digunakan untuk membayar biaya hidup atau bahkan untuk kebutuhan akademik, seperti membeli buku atau mengikuti seminar.
2. Fleksibilitas Waktu yang Menguntungkan
Salah satu keuntungan utama menjadi tukang ojek online adalah fleksibilitas waktu. Mahasiswa bisa mengatur waktu untuk bekerja sebagai ojol di luar jam kuliah atau saat tidak ada tugas yang mendesak. Hal ini memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk tetap fokus pada studi tanpa mengabaikan kebutuhan finansial mereka.
Dengan menggunakan waktu luang di antara kelas atau setelah selesai kuliah, mahasiswa bisa tetap produktif dan memperoleh penghasilan tambahan tanpa mengganggu aktivitas akademik mereka.
3. Tantangan Waktu dan Energi yang Tersita
Namun, di balik fleksibilitas tersebut, menjadi tukang ojek online bukan tanpa tantangan. Salah satu masalah utama yang sering dihadapi oleh mahasiswa yang berprofesi sebagai ojol adalah waktu dan energi yang terbagi.
Terkadang, bekerja sebagai ojol dapat menyita banyak waktu dan tenaga, sehingga mahasiswa kesulitan untuk menjaga fokus pada perkuliahan dan tugas-tugas akademik.
Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di jalan untuk mencari penumpang bisa berdampak negatif pada kualitas studi, seperti keterlambatan mengerjakan tugas, kurangnya waktu untuk belajar, atau bahkan terlambat mengikuti kelas.
4. Tekanan Mental dan Stres yang Bisa Meningkat
Selain itu, bekerja sebagai tukang ojek online juga bisa menambah beban mental. Tuntutan untuk memenuhi target tertentu dari aplikasi ojol, berhadapan dengan kondisi lalu lintas yang padat, serta tekanan dari penumpang yang kadang kurang sabar, dapat menambah stres.
Bagi mahasiswa, kondisi mental yang tertekan ini bisa memengaruhi konsentrasi mereka dalam belajar. Tanpa dukungan yang cukup, ini bisa mengarah pada kelelahan fisik dan mental yang pada akhirnya mempengaruhi performa akademik.
5. Potensi Menurunnya Kualitas Hidup Sosial
Menjadi tukang ojek online juga bisa berdampak pada kualitas hidup sosial mahasiswa. Waktu yang banyak dihabiskan untuk bekerja di jalan sering kali mengurangi kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-teman, mengikuti kegiatan organisasi kampus, atau sekadar bersantai.
Padahal, kehidupan sosial yang sehat sangat penting bagi perkembangan pribadi mahasiswa. Terlalu fokus pada pekerjaan untuk mengejar penghasilan tambahan bisa mengurangi kesempatan mahasiswa untuk menikmati pengalaman kuliah yang seimbang.
6. Ketidakpastian dan Keamanan Pekerjaan
Selain itu, menjadi tukang ojek online juga memiliki tantangan terkait dengan ketidakpastian. Pendapatan yang diperoleh sebagai ojol sangat bergantung pada faktor-faktor seperti cuaca, lokasi, dan jam sibuk.
Tidak ada jaminan penghasilan tetap, yang berarti pendapatan mahasiswa bisa bervariasi dari hari ke hari. Keamanan dalam bekerja juga menjadi perhatian, mengingat risiko kecelakaan atau tindakan kriminal di jalanan.
Meskipun aplikasi ojol sudah memberikan asuransi kecelakaan, tetap saja, keselamatan merupakan hal yang tidak bisa dijamin sepenuhnya.
Kesimpulan: Pilihan yang Perlu Dipertimbangkan dengan Matang
Menjadi tukang ojek online memang memberikan banyak keuntungan, seperti penghasilan tambahan dan fleksibilitas waktu. Namun, mahasiswa yang memilih jalur ini perlu mempertimbangkan berbagai tantangan yang ada, seperti pembagian waktu yang efisien antara kuliah dan kerja, potensi stres, serta pengaruhnya terhadap kualitas hidup sosial dan akademik.
Sebelum memutuskan untuk menjadi tukang ojek online, mahasiswa sebaiknya memiliki manajemen waktu yang baik, serta memastikan bahwa pekerjaan ini tidak mengganggu tujuan utama mereka, yaitu meraih kesuksesan di dunia akademik.
Dalam akhirnya, keputusan untuk menjadi tukang ojek online adalah pilihan pribadi yang bisa berbeda-beda setiap individu, tergantung pada kebutuhan dan prioritas mereka.
Namun, yang terpenting adalah bagaimana mahasiswa dapat menjaga keseimbangan antara pekerjaan, studi, dan kehidupan sosial mereka, sehingga pengalaman kuliah tetap dapat dinikmati secara maksimal tanpa mengorbankan kesehatan fisik dan mental.
Penulis: Ma’lumul Khoir, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Al-Qolam Malang.