KALBARSATU.ID – Jurnalis dan Aktivis Perempuan, Aseanty Pahlevi, mengatakan Muslimah Reformis sangat dekat dengan dengan kehidupan kesehariannya yaitu sebagai perempuan dan jurnalis.
“Buku ini bisa dijadikan pedoman dalam jurnalisme. Hal mendasar yang menarik, dikatakan agama seharusnya bisa menjadikan kita mengenali hakekat diri. Lalu di bab 8, ada hak asasi perempuan,” sebutnya saat menjadi moderator bedah buku Ensiklopedia Muslim Reformis yang ditulis oleh Prof. Musdah Mulia, yang digelar oleh Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) bersama Komunitas Satu Dalam Perbedaan (SADAP) dan Yayasan Suar Asa Khatulistiwa (SAKA) Pontianak, Rabu (9/8/2020).
Aseanty menyoroti media yang sering pencitraan dan menjadikan perempuan sebagai objek eksploitasi.
“Dalam advertising, perempuan dijadikan objek ekploitasi. Media juga memperkuat stigma yang ada di masyarakat. Bukannya meluruskan, malah stigma tersebut dituangkan dalam karya jurnalistik,” katanya.
Dikatakannya, setelah membaca buku ini, kita bisa membuat argumentasi baru terhadap berbagai stigma yang disematkan pada diri perempuan.
“jika membaca buku yang tebalnya lebih dari 800 halaman ini, kita bisa mengakali satu persatu isu yang dibahas dengan membandingkannya dengan kehidupan sehari-hari. Karena memang bahasa yang dipakai dalam buku ini sangat ringan dan mudah dipahami,” imbuhnya.(Editor)