KALBARSATU.ID − Pertengahan April lalu Kantor Disnaker Surabaya di Jalan Arif Rahman Hakim diserbu ratusan pendaftar program prakerja. Mereka mengantre untuk mendapatkan pendampingan petugas karena mendaftar secara mandiri dirasa ribet. Namun, suasana itu berubah 180 derajat kemarin.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah membayangkan akan banyak pendaftar saat dirinya sidak siang itu. Namun saat tiba di kantor disnaker, dia hanya mendapati petugas jaga. Kursi antrean pun kosong untuk pendaftaran gelombang ketiga itu. ”Lho kok sepi? Ini bener ruangan pendaftaran prakerja kan, Mas?” tanya Khusnul kepada petugas kemarin.
Salah seorang petugas mengatakan bahwa sudah ada beberapa peserta yang datang pada pagi. Namun, jumlahnya tak banyak. Siang itu, memang tidak ada sama sekali peserta yang datang.
Kondisi tersebut berjalan selama satu minggu terakhir. Padahal, peserta yang dinyatakan tidak lolos pada gelombang pertama dan kedua bisa mendaftar lagi hingga berhasil. Khusnul menduga karena banyak yang lolos tidak mendapatkan bantuan uang seperti yang dibayangkan. ”Kemungkinan besarnya karena itu memang (tidak sesuai yang dibayangkan, Red),” ujar politikus PDIP itu.
Pendaftaran gelombang pertama ramai karena iming-iming bantuan yang diberikan cukup menggiurkan. Mereka yang lolos akan mendapatkan bantuan total Rp 3.550.000. Uang itu terdiri atas bantuan pelatihan Rp 1 juta, insentif pasca pelatihan Rp 600 ribu yang diberikan empat bulan berturut-turut, serta insentif survei ketenagakerjaan Rp 150 ribu yang diberikan tiga bulan.
Nyatanya, uang itu tidak bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari peserta. Saldo yang diberikan harus digunakan untuk memilih salah satu program pelatihan lewat video.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Surabaya Dwi Purnomo mengakui bahwa banyak keluhan dari peserta yang lolos. Namun, dia menegaskan bahwa tugas disnaker di tingkat kota hanya memfasilitasi pendaftar. ”Urusan teknis bagaimana bantuannya itu di pusat,” ujar Dwi saat ditemui di ruang kerjanya.
Dia juga merasa koordinasi di kementerian tidak sinkron. Akibatnya, yang di jajaran bawah tidak bisa menjalankan tugas sesuai instruksi. Bahkan, dia tidak tahu kapan pendaftaran gelombang selanjutnya dibuka. ”Nggak tahu. Belum ada informasi ke kami,” katanya.
Meski begitu, dia mengimbau agar warga yang terkena PHK atau dirumahkan mendaftarkan diri melalui disnaker. Dengan begitu, pemkot akan tahu siapa saja yang terkena PHK.
Dia mengatakan, program prakerja itu membuka peluang pendataan bagi pemkot. Warga yang kehilangan mata pencahariannya bakal dilaporkan ke dinas sosial. Mereka akan diverifikasi apakah layak mendapatkan bantuan atau tidak. ”Dan sudah banyak yang terbantu,” kata dia.
Hingga kemarin, ada 2.781 pendaftar program prakerja yang mengurus lewat disnaker. Dari jumlah itu, 1.427 orang merupakan korban PHK atau dirumahkan. Setelah data diberikan ke dinas sosial, ternyata 429 orang sudah tercatat sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang sudah pasti mendapat bantuan dari pemkot saat pandemi.
Sementara itu, 998 orang sisanya belum tercatat sebagai MBR. Mereka dipastikan mendapat bantuan sembako atau uang tunai dari pemkot. Namun, realisasinya masih menunggu arahan dari tim gugus tugas.
Calon Peserta Terkendala E-Mail
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah menanyakan apa kendala utama petugas disnaker yang membantu peserta prakerja. Mereka semua kompak menjawab bahwa yang sering ruwet adalah persoalan e-mail.
Yang mendaftar program prakerja berasal dari berbagai rentang usia. Untuk para tenaga kerja muda, persoalan e-mail tidak banyak dirasakan. Namun bagi yang sudah sepuh, mereka rata-rata tidak memiliki alamat e-mail.
Kalaupun punya e-mail, pasti ada saja kendalanya. Mulai e-mail tidak sinkron dengan data pribadi hingga lupa password. ”Iya. Saya tadi agak lama karena lupa password-nya. Akhirnya bikin lagi,” ujar Triyono kepada Jawa Pos.
Triyono tergolong tidak muda lagi. Usianya hampir setengah abad. Sehari-hari dia bekerja sebagai pedagang makanan. Di tengah pandemi, pendapatannya menurun drastis.
Lalu, dia mendapat kabar dari seorang teman. Pemerintah sedang membuka program prakerja. Dia tak tahu persis inti program itu. Yang dia pahami bahwa peserta yang lolos akan mendapat bantuan berupa uang. ”Mudah-mudahan saja lulus,” ujarnya.
Namun, dia tidak tahu bahwa banyak peserta yang lulus, tapi kecele. Alih-alih mendapat bantuan tunai, saldo yang didapat hanya bisa digunakan untuk mengakses video pelatihan usaha. Yang kata banyak orang mirip video pelatihan di YouTube.
Selain persoalan e-mail, peserta juga kebingungan ketika harus mengunggah foto. Saat memakai komputer dinas tenaga kerja, mereka tidak tahu cara memindah foto dari ponsel. Proses itu pun memakan waktu. Untungnya, sudah ada petugas yang cekatan membantu mereka.
Para peserta juga merasa bahwa mekanisme pemberian bantuan seperti itu terkesan menyulitkan. Terlalu banyak prosedurnya dan uang yang dibutuhkan juga tidak cepat cair. Mereka menginginkan pemberian bantuan yang lebih praktis.
Mengapa Disarankan Daftar Prakerja lewat Disnaker
Hingga kemarin sudah ada 2.781 orang yang mendaftar program prakerja ke disnaker.
Peserta sebenarnya bisa mendaftar secara online di rumah.
Disnaker membantu proses pendaftaran atas program pemerintah pusat itu.
Namun, peserta yang mendaftar di disnaker bakal diverifikasi pemkot untuk mendapatkan bantuan tunai maupun sembako.
Syaratnya, kondisi peserta yang menganggur itu memang tidak mampu.
Tulisan ini dilansir dari JawaPos.com.