Menghina Agama Islam, Remaja ini Mengaku Tidak Menyesal

- Editor

Minggu, 5 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menghina Agama Islam, Remaja ini Mengaku Tidak Menyesa/Foto:BBC

i

Menghina Agama Islam, Remaja ini Mengaku Tidak Menyesa/Foto:BBC

KALBARSATU.ID – Mila (16 tahun) warga negara Prancis memantik reaksi terkait pernyataannya yang mengatakan Islam sebagai “agama kebencian” dalam sebuah kiriman di Instagram.

Seperti diberitakan bbc.com, Mila mengunggah komentarnya ke dunia maya setelah menerima makian bernada homofobik dari seorang warganet Muslim.

Ia mendapatkan ancaman pembunuhan dan sejak itu tidak pergi ke sekolah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tetapi Mila menolak untuk mundur. Ia mengatakan dalam wawancara televisi pertamanya bahwa ia memang “ingin menghujat”.

Remaja perempuan itu telah menonaktifkan akun Instagram-nya.

Kiriman Mila itu memicu perdebatan besar di Prancis mengenai kebebasan berekspresi. Prancis tidak memiliki undang-undang yang mengatur penistaan ​​agama dan memiliki konstitusi sekuler yang kaku.

Polisi awalnya membuka dua penyelidikan: yang pertama terhadap Mila, apakah ia bersalah atas ujaran kebencian, dan yang kedua ke penyerang Mila di dunia maya.

Mereka menghentikan penyelidikan pada kasus ujaran kebencian karena Mila mengungkapkan pendapat pribadi tentang agama dan tidak menyasar individu tertentu.

Pada hari Selasa, Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner mengatakan kepada Majelis Nasional bahwa Mila dan keluarganya berada di bawah perlindungan polisi.

Apa Jawaban Mila?

Tampil di acara Quotidien di saluran televisi TMC, Mila meminta maaf karena telah menghina orang-orang yang mempraktikkan agama mereka “dengan damai” dan mengatakan bahwa ia menyesali kata-katanya yang “vulgar” dan penyebarannya di dunia maya.

Tapi ia membela ucapannya. “Saya sama sekali tidak menyesal dengan apa yang saya katakan, itu benar-benar apa yang saya pikirkan,” katanya kepada pewawancara.

Mina mengatakan hidupnya “jelas tertunda” di tengah kontroversi ini. Ia harus meninggalkan sekolah karena ancaman terhadapnya, dan mengatakan ia bisa saja “dibakar dengan asam, dipukul, ditelanjangi di depan umum atau dikubur hidup-hidup”.

Pada hari Senin, menteri pendidikan Jean-Michel Blanquer mengatakan bahwa pihak berwenang berusaha untuk “mengembalikan [Mila] ke sekolah secara damai sehingga ia dapat menjalani kehidupan yang normal”.

Bagaimana kontroversi ini dimulai?

Kontroversi dimulai pada 18 Januari, setelah Mila melakukan siaran langsung di akun Instagram-nya. Setelah berbicara tentang seksualitasnya, ia disebut “lesbian kotor” oleh seorang warganet Muslim.

Menanggapi komentar itu, Mila balas mengirim serangan terhadap Islam. “Aku benci agama. Alquran adalah agama kebencian,” katanya, sebelum menggunakan kata-kata yang lebih kuat untuk menyerang Islam.

“Aku bukan rasis. Kamu tidak bisa rasis terhadap agama. Aku mengatakan apa yang kupikirkan, kamu tidak akan membuatku menyesal.”

Image captionBaru-baru ini muncul aksi protes di Prancis tentang rasisme, Islamofobia, dan hak untuk mengenakan kerudung.

Orang-orang yang mengkritik mengatakan komentar Mila ofensif. Beberapa orang mengirimkannya ancaman pembunuhan, yang lain mengunggah informasi pribadi perempuan itu di dunia maya.

Ketua Dewan Prancis untuk Agama Islam, Mohammed Moussaoui, mengatakan ancaman pembunuhan tidak bisa dibenarkan, tidak peduli seberapa serius ucapannya.

Para pendukung Mila membela haknya untuk menyerang Islam, dan tagar #JeSuisMila (saya Mila) menjadi tren di Prancis. Pihak lawan membalas dengan tagar #JeNeSuisPasMila.

Menteri Kehakiman Prancis Nicole Belloubet terlibat dalam kontroversi ini, mengatakan bahwa ancaman kematian terhadap Mila “tidak bisa diterima”. Namun, Belloubet sendiri dikritik setelah menyatakan bahwa serangan terhadap agama adalah “serangan terhadap kebebasan hati nurani”.

Senator Prancis Laurence Rossignol memberi Belloubet “0/20 dalam hukum konstitusi”, mengatakan bahwa di Prancis “dilarang untuk menghina para pengikut agama tetapi orang boleh menghina agama, angka-angka, simbol-simbolnya”. Belloubet kemudian menyebut komentarnya sendiri “ceroboh”.

Dan perjuangan Mila disambut kelompok ekstrem kanan. Pemimpin partai Barisan Nasional Marine Le Pen mengatakan bahwa Mila “lebih berani dari semua politikus yang berkuasa selama 30 tahun terakhir”.

Pada bulan Oktober, Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahaya “stigmatisasi” umat Islam atau mengaitkan Islam dengan perang melawan terorisme.(*)

Berita Terkait

Cara Beli Tiket Proliga 2025 di GOR Pontianak Kalbar: Jadwal Dan Link Nonton Streaming Gratis
Polisi Kubu Raya Bangun Kedekatan dengan Warga Lewat Tatap Muka
Fajar Mukti SUCI XI Cerita Kondisi di Kalbar: di sana Tanahnya Jadi Sawit, Air Jadi Sulit
Berapa Gaji PPPK Tahun 2025? Cek Disini Untuk 17 Golongan Lengkap
Benarkah Harga Rokok Januari 2025 Naik? Berikut Penjelasannya
Berikut ini Harga Terbaru Mobil Listrik Wuling Daerah Kalbar
Hasil Quick Count Pilkada Jakarta 2024, Berikut Link Dan Cara Hitung Cepat di Situs KPU
Cek Hasil Pilgub Jateng Pilkada 2024, Berikut Link KPU Hitung Cepat

Berita Terkait

Jumat, 14 Februari 2025 - 14:08 WIB

Cara Beli Tiket Proliga 2025 di GOR Pontianak Kalbar: Jadwal Dan Link Nonton Streaming Gratis

Sabtu, 8 Februari 2025 - 20:35 WIB

Polisi Kubu Raya Bangun Kedekatan dengan Warga Lewat Tatap Muka

Sabtu, 1 Februari 2025 - 06:18 WIB

Fajar Mukti SUCI XI Cerita Kondisi di Kalbar: di sana Tanahnya Jadi Sawit, Air Jadi Sulit

Sabtu, 4 Januari 2025 - 18:14 WIB

Berapa Gaji PPPK Tahun 2025? Cek Disini Untuk 17 Golongan Lengkap

Jumat, 3 Januari 2025 - 16:21 WIB

Benarkah Harga Rokok Januari 2025 Naik? Berikut Penjelasannya

Berita Terbaru