Saham ADRO, CDIA, BMRI hingga PICO Jadi Sorotan: Ini Analisis Pergerakan Terbarunya

Ilustrasi Saham
Ilustrasi Saham

KALBAR SATU ID, TERKINI – Pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia sepanjang pekan ketiga September 2025 memperlihatkan dinamika menarik, di tengah ketidakpastian pasar global dan sentimen domestik yang terus berkembang.

Sejumlah saham mencuri perhatian investor, baik karena lonjakan harga secara signifikan maupun tekanan jual yang cukup besar dari investor asing. Saham-saham seperti ADRO, CDIA, BMRI, hingga PICO menjadi sorotan utama, dengan pergerakan yang mencerminkan respons pasar terhadap laporan kinerja, aksi korporasi, hingga spekulasi investor.

Bacaan Lainnya

Di tengah tekanan global dan fluktuasi sektor energi serta perbankan, investor tampak selektif dalam memilih instrumen yang dianggap potensial. Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) misalnya, meski sempat tertekan, kini mulai masuk dalam radar beli analis.

Sementara itu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) mencatat lonjakan transaksi besar yang menimbulkan spekulasi aksi akumulasi. Di sisi lain, saham perbankan seperti BMRI dan BBCA justru diterpa aksi jual asing cukup deras. Tak ketinggalan, saham PICO yang tergolong kecil justru berhasil mencatatkan return luar biasa dalam waktu singkat, menjadikannya salah satu “bagger” paling bersinar dalam periode ini.

1. Kapan Saat yang Tepat Membeli Saham ADRO

Pada Jumat (19 September 2025), saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) menguat 1,52% ke level Rp 1.665. Volume transaksi mencapai 89,1 juta lembar saham dengan frekuensi 20.638 kali, dan nilai transaksi hampir Rp 147 miliar.

Jika dilihat pergerakan dalam pekan lalu, saham ADRO tampil mixed: tiga hari ditutup hijau, dua hari melemah. Dalam sebulan terakhir, saham ini turun sekitar 8,01%. Sementara untuk periode tahun berjalan (year‑to‑date), penurunan sudah mencapai 31,48%, dengan investor asing tercatat melakukan net sell senilai sekitar Rp 3,95 triliun.

Phintraco Sekuritas menganggap saham ADRO sebagai salah satu saham yang menarik untuk diperhatikan saat ini. Mereka menyebut bahwa jika bisa dibeli pada harga tertentu, potensi keuntungannya cukup menarik. Namun, belum dipublikasi secara pasti angka target mereka dalam riset terakhir yang dapat dipegang umum.

2. Aksi Borong Besar‑besaran Saham CDIA

Pada sesi perdagangan Senin (22 September 2025), saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) melejit di pagi hari. Tepat pukul 10.24 WIB, saham CDIA berada di Rp 1.780, naik sekitar +14,84%. Volume transaksi sudah menyentuh 596 juta lembar saham, dengan frekuensi 69.521 kali, dan nilai transaksi tembus Rp 1 triliun.

Menurut data dari aplikasi Stockbit Sekuritas, pembeli besar tercatat membeli Rp 626 miliar saham CDIA, dan net buy mencapai Rp 259 miliar — ini menjadi angka net buy tertinggi dibanding saham‑saham lain di pasar yang sama.

Belum jelas pihak mana yang melakukan aksi borong ini secara spesifik, tapi klarifikasi selanjutnya sedang ditunggu pelaku pasar.

3. BMRI Menghadapi Tekanan Berat

Laporan keuangan semester pertama 2025 untuk Bank Mandiri Tbk (BMRI) muncul di bawah ekspektasi pasar. Investor asing bereaksi dengan menjual saham BMRI secara signifikan dalam pekan 15‑19 September 2025. Di pasar reguler Bursa Efek Indonesia, net sell asing pada saham BMRI mencapai Rp 1,03 triliun dalam kurun waktu tersebut.

Perlu dicatat, posisi net sell asing yang lebih besar hanya terjadi pada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dengan angka penjualan bersih asing sekitar Rp 1,24 triliun dalam sepekan yang sama. Untuk periode year‑to‑date, menurut data dari Samuel Sekuritas, investor asing telah melakukan net sell BMRI senilai sekitar Rp 16,7 triliun, sedangkan BBCA jauh lebih besar, yakni ± Rp 28,5 triliun.

4. Apa yang Mendorong Lonjakan Harga Saham CDIA

Saham CDIA kenaikan tajamnya tak lepas dari sentimen positif terhadap sektor infrastruktur, terutama infrastruktur industri dan energi baru terbarukan (EBT). Menurut Reza Priyambada, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, posisi CDIA dalam Grup Barito Pacific memperkuat daya tariknya karena integrasi bisnisnya: dari energi, logistik, hingga ke ekosistem industrial lainnya.

Ekonom dari Indef, Ahmad Heri Firdaus, menyebut kehadiran perusahaan seperti CDIA dapat memperkuat kepercayaan investor, terutama investor luar negeri, terhadap potensi pasar di Indonesia pada sektor‑sektor strategis.

5. Saham “Bagger” PICO: Prospek & Rekomendasi

Saham PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) tampil solid pekan lalu. Di hari Jumat (19 September 2025), PICO melonjak 9,17% ke level Rp 262, dengan nilai transaksi sekitar Rp 7,95 miliar.

Dalam satu pekan, saham ini melejit sekitar 64,78%, dan jika dilihat dari awal tahun hingga kini (ytd), pertumbuhan sudah mencapai lebih dari 114,75% — menjadikannya saham type “bagger” yang dicari investor.

BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan buy untuk PICO hari ini (22 September 2025). Pergerakannya menunjukkan tren bullish meskipun belum jelas harga target presisi yang mereka gariskan di publik.

Ikuti GOOGLE NEWS atau Join Channel TELEGRAM

Pos terkait

Tinggalkan Balasan