KALBAR SATU ID – Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa, 4 November 2025. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp16.715 per dolar AS, turun 39 poin atau 0,23 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
Pengamat ekonomi PT Traze Andalan Futures, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan pelemahan rupiah dipengaruhi faktor eksternal seperti kebijakan The Fedral Reserve, ketidakpastian fiskal di AS, dan meningkatnya ketegangan geopolitik global. Meski The Fed memangkas suku bunga 25 basis poin, pernyataan Jerome Powell bahwa pemangkasan lanjutan belum pasti membuat dolar AS kembali menguat.
Situasi makin berat akibat penutupan pemerintahan AS yang berlarut-larut dan konflik Rusia–Ukraina yang kembali memanas. Sementara itu, hasil pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Busan belum cukup menenangkan pasar.
Baca juga: UPDATE Harga Emas Antam Selasa 4 November 2025: Apakah Stabil?
Dari dalam negeri, kabar positif datang dari sektor manufaktur. PMI manufaktur Indonesia Oktober 2025 naik menjadi 51,2 dari 50,4 bulan sebelumnya, menandakan ekspansi industri selama tiga bulan berturut-turut. Kenaikan ini dipicu peningkatan produksi, pembelian bahan baku, dan permintaan tenaga kerja.
Meski tekanan biaya produksi masih tinggi, daya saing industri tetap terjaga berkat kuatnya permintaan domestik.
Secara keseluruhan, pelemahan rupiah mencerminkan tekanan global yang masih besar, namun indikator ekonomi domestik yang membaik menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Sumber: Bisnis.com dan data Bloomberg.






