PONTIANAK, KALBAR SATU – Wabah Pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir telah berdampak buruk terhadap lini sektor, termasuk juga dunia pendidikan. Baru-baru ini data putus sekolah di Kabupaten Ketapang diberitakan cukup tinggi selama kebijakan belajar dari rumah.
“Selain merasakan dampak Covid 19 terhadap aspek sosial, ekonomi dan kesehatan, kini kita kembali dikejutkan dengan data tingginya jumlah putus sekolah, jenjang SD hingga SMP yang mencapai angka 1.072 pelajar di Kabupaten Ketapang,” sebut Wandisius Pandi Mahasiswa UPB Pontianak asal Kabupaten Ketapang, Minggu 11 Juli 2021 di Pontianak.
Mahasiswa yang kini juga sebagai Ketua DPC GMNI Pontianak menegaskan, seharusnya, selain pertumbuhan ekonomi, pendidikan juga merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan sumber Daya manusia yang unggul untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Tingginya angka pelajar yang putus sekolah di Kabupaten Ketapang, maka keseriusan kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang dalam menyikapi dampak Covid 19 terhadap berbagai aspek, terutama aspek Pendidikan sangat diragukan,” sebut Pandi.
Baca Juga: Harapan PMKRI Pontianak dalam Penerapan PPKM Darurat
Baca Juga: 12 Konsesi di Ketapang Tak Patuh Lakukan Pemulihan Gambut
Harusnya, lanjut Pandi, dalam menyikapi persoalan tersebut Pemerintahan Kabupaten Ketapang mampu mengantisipasi atau meminimalisir besarnya angka pelajar yang putus sekolah.
“Dengan melakukan koordinasi serius, antara Kepala daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan hingga ke Sekolah-Sekolah agar mengetahui serta memahami akar dari permasalahan tersebut,” tegas Pandi.
Selain itu, tambahnya, harus dilakukan evaluasi berkaitan dengan efektivitas kebijakan pembelajaran secara online, sehingga tidak kebablasan.