Scroll untuk baca artikel
Daerah

Peringati Harlah Pancasila, Lasarus Ajak Masyarakat Perkuat Gotong Royong dan Toleransi

140
×

Peringati Harlah Pancasila, Lasarus Ajak Masyarakat Perkuat Gotong Royong dan Toleransi

Sebarkan artikel ini
Peringati Harlah Pancasila, Lasarus Ajak Masyarakat Perkuat Gotong Royong dan Toleransi
Ketua DPD PDIP Kalbar, Lasarus (ist) Foto: Dok. PDIP Kalbar

KALBARSATU.ID – Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Di tahun ini, peringatan harlah Pancasila telah memasuki usia ke-75.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Kalimantan Barat Lasarus mengajak seluruh masyarakat untuk memperkuat rasa gotong-royong antar sesama pada peringatan harlah Pancasila tahun ini. Sebagai modal sosial yang telah diwariskan oleh para leluhur, gotong-royong menurut Lasarus perlu dikuatkan kembali, terlebih dalam menghadapi situasi pandemi seperti sekarang.

Advertiser
Banner Ads

“Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu kita hayati dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kandungan nilai praktis Pancasila seperti taat dalam menjalankan ajaran agama hingga sikap gotong royong mestinya dapat diejawantahkan ke dalam bentuk sikap dan tindakan oleh seluruh masyarakat. Karenanya, pada Peringatan harlah Pancasila hari ini, saya ingin mengajak kita semua untuk merekatkan kembali gotong-royong antarsesama anak bangsa, apalagi saat menghadapi kondisi pandemi seperti yang saat ini tengah kita alami,” tuturnya saat diwawancarai di Pontianak, Senin (1/6/2020).

Selain memperkuat rasa gotong-royong, pada momentum peringatan harlah Pancasila tahun 2020, Ketua Komisi V DPR itu juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan rasa toleransi. Adanya pandemi Covid-19 dikatakan Lasarus justru menjadi peluang untuk meningkatkan sikap tenggang rasa di antara kelompok masyarakat.

“Selama wabah korona berlangsung, banyak sekali kita temui gerakan-gerakan sosial yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat. Mulai dari pembagian sembako, pembagian masker, APD kepada tenaga medis dan seterusnya. Semua itu mereka lakukan tanpa memandang latar belakang dan status sosial. Menurut saya, itu merupakan bentuk toleransi yang nyata yang perlu kita rawat bersama,” ungkapnya.

Lasarus lalu sedikit mengulas mengenai sejarah pembentukan dasar negara Indonesia tersebut. Menurutnya, istilah Pancasila berasal dari Presiden pertama RI Ir. Soekarno setelah meminta pendapat dari seorang ahli bahasa.

Secara historis, kata Lasarus, terdapat tiga rumusan Pancasila, yakni rumusan Bung Karno yang disampaikan pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Kemudian rumusan oleh Panitia Sembilan yang diketuai oleh Bung Karno dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945; dan rumusan final pada Pembukaan UUD 1945 yang disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang juga diketuai oleh Bung Karno pada tanggal 18 Agustus 1945. 

Dari ketiga dokumen otentik rumusan Pancasila tersebut, sambung Lasarus, tampak jelas bahwa Bung Karno dan para pemimpin bangsa Indonesia lainnya memiliki peran yang amat strategis dalam proses pembahasan dan perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Baik dari tokoh-tokoh golongan Islam, maupun golongan kebangsaan.

“Nilai-nilai Pancasila memang belum sepenuhnya kita terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bertepatan dengan harlah Pancasila tahun ini, mari mulai menginternalisasi kembali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya agar cita-cita Bung Karno yang menghendaki Pancasila menjadi philosofische grondslag dapat kita wujudkan bersama. Saya Indonesia, Saya Pancasila,” tutupnya.(**)

Berlangganan Udpate Terbaru di Telegram dan Google Berita