KALBAR SATU ID – Program Karya Bakti TNI resmi dimulai, Kamis (26/6/2025). Panglima Kodam XII/Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Jamallulael bersama Bupati Kubu Raya Sujiwo meluncurkan program tersebut di Kantor Camat Rasau Jaya.
Bunyi sirine menandai dimulainya pengerjaan jalan poros ekonomi dari Desa Rasau Jaya, Kecamatan Rasau Jaya ke Desa Sungai Bulan, Kecamatan Sungai Raya dengan Karya Bakti TNI bersama Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dan elemen masyarakat. Jalan poros yang akan dibangun sepanjang 3,1 kilometer dengan anggaran Rp11 miliar.
Bupati Kubu Raya Sujiwo mengatakan program Karya Bakti TNI bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempererat hubungan antara TNI dengan pemerintah daerah serta masyarakat.
“Ada tiga hal yang mendasari, yang menjadi pertimbangan yang dalam. Pertama, dalam kondisi keuangan daerah yang tidak terlalu baik di mana ada instruksi presiden tentang penghematan anggaran, maka kami harus memikirkan bagaimana uang yang tidak seberapa ini bisa dioptimalkan,” ungkap Sujiwo usai peluncuran program.
Sujiwo menjelaskan awalnya hendak mencoba pengerjaan jalan melalui kontraktual dengan meminta Dinas Pekerjaan Umum sebagai instansi teknis menghitung anggaran Rp11 miliar tersebut.
“Setelah dihitung, kalau melalui kontraktual dapatnya (hanya) sepanjang 1,7 kilometer,” ujarnya.
Dengan pertimbangan itu, pihaknya lantas mencari pembanding dan referensi dari sejumlah daerah di provinsi lainnya yang melakukan pola karya bakti.
“Dengan berbagai informasi itu, saya menghadap Panglima (Kodam), saya sampaikan. Kemudian Panglima menugaskan Kazidam untuk turun ke lapangan. Dan Alhamdulillah setelah dihitung, dengan anggaran yang sama bisa dapat panjangnya 3,1 kilometer dengan sistem dan kualitas spesifikasi yang kurang lebih dengan yang dikerjakan 1,7 kilometer itu,” jelasnya.
Dengan demikian, Sujiwo menilai pola karya bakti menguntungkan rakyat, daerah, dan negara. Dalam prosesnya ia pun juga melibatkan instansi pengawasan seperti BPK dan BPKP.
“Adanya karya bakti ini, saya langsung mengundang kepala BPK dan kepala BPKP yang selalu memeriksa kami. Paling tidak beliau sudah tahu melihat karya bakti ini,” terangnya.
Sujiwo menjelaskan pertimbangan lainnya dalam melakukan karya bakti adalah sebagai bentuk kelanjutan sinergisitas antara pemerintah daerah dengan Kodam XII/Tanjungpura yang selama ini sudah terbangun dengan baik.
“Dan ada hal yang paling utama, TNI kuat itu karena rakyat. Dukungan rakyat untuk TNI itu adalah nadinya TNI. Maka ini merupakan wujud menunggalnya TNI dengan rakyat, itu yang paling utama. Dengan tiga dasar itu, maka pemerintah mengambil keputusan, kebijakan untuk kita karya baktikan,” ucapnya.
Kepada Panglima Kodam, lebih lanjut Sujiwo juga menjelaskan mengenai alasan pemberian nama ‘jalan poros ekonomi’ pada jalan yang dikerjakan dengan Karya Bakti TNI. Dinamakan jalan poros ekonomi karena menghubungkan dari Rasau Jaya Satu, Rasau Jaya Dua, Rasau Jaya Umum, sampai Desa Sungai Bulan. Begitu juga diseberang sungai menghubungkan ke Desa Kampung Baru, Jangkang Satu, Jangkang Dua, Teluk Nangka, Kubu, Ola-Ola, Air Putih, Pelita, Dabong, Mengkalang, Seruat 1, hingga Seruat 2.
“Ada sekitar 20 desa yang menggunakan jalan ini. Dan kami sedang perjuangkan di penyeberangannya,” imbuhnya.
Dia menambahkan, pihaknya telah mendata kondisi masyarakat sebelum jalan dibangun dan nantinya setelah jalan terbangun. Sehingga akan ada perbandingan sebelum dan sesudah.
“Kita akan melihat nanti sebelum kita bangun seperti apa pergerakan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, peluang usaha, angka kemiskinan, angka pengangguran, kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, dan setelah dibangun juga seperti apa,“ tuturnya.
Sujiwo meyakini setelah jalan poros ekonomi dibangun, pertumbuhan ekonomi akan meningkat, pengangguran menurun, kemiskinan pun menurun. Kualitas pendidikan dan kesehatan otomatis akan naik karena pertumbuhan ekonomi meningkat.
“Begitu juga arus barang dan jasa akan mudah, hasil kebun, hasil pertanian yang selama ini diambil oleh tengkulak bisa dibawa langsung ke pasar induk di Kota Pontianak atau di Kubu Raya. Kemudian barang-barang yang tidak ada di kampung, dari kota juga akan mudah membawanya dan peluang usaha pasti akan bermunculan sehingga pengangguran akan turun,” bebernya.
Satu hal yang penting, tambah Sujiwo, adalah masalah kemanusiaan. Di mana ketika orang sakit parah akan dibawa berobat namun harus tergoncang-goncang saat melintasi jalan yang rusak, hal itu dapat dicegah. Transportasi yang berhubungan dengan urusan kesehatan, pendidikan, dan kepentingan umum lainnya akan menjadi mudah ketika jalan poros sudah terbangun.
“Itu yang kita pertimbangkan,” tutup Sujiwo.
Sementara Pangdam XII/Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Jamallulael mengatakan program Tentara Manunggal Membangun Desa maupun TMMD Karya Bakti TNI sama-sama berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat. Namun Karya Bakti TNI dilakukan dengan skala yang lebih besar.
“Nah, kalau TMMD itu sudah diprogramkan, batas waktunya hanya 21 hari dan sasarannya pun biasanya yang kecil-kecil saja, tidak terlalu besar. Tetapi kalau Karya Bakti, itu bisa satu tahun anggaran dan dikerjakan dengan pemerintah daerah sebagaimana seperti yang dikerjasamakan dengan Bupati Kubu Raya ini,” katanya.
Pangdam menambahkan, dalam kegiatan TMMD pendanaan berasal dari pemerintah daerah dan TNI Angkatan Darat. Sedangkan dalam Karya Bakti TNI, seratus persen pendanaan dari pemerintah daerah. Terkait teknis pengerjaan, Pangdam menerangkan Karya Bakti dilaksanakan secara swakelola tipe dua yang memungkinkan pihaknya melibatkan siapapun yang dianggap punya kompetensi yang dibutuhkan.
“Makanya kita ajak mahasiswa sebagai tenaga ahli pratama karena mereka juga calon-calon sarjana, calon-calon pemimpin masa depan. Jadi lebih baik sebelum mereka terjun (ke masyarakat), saya manfaatkan sebagai tenaga ahli,” katanya.
“Contohnya bagaimana cara menghitung, kemudian cara membuat laporan, bagaimana kualitas kontrol, pasti mereka sudah sudah tahu semua dari bangku kuliah. Kita manfaatkan di sini jadi juga bisa turun ke lapangan,” tutupnya.