Islam

Ketahuilah Wahai Perempuan! Keutamaan Istri “Minta” duluan

×

Ketahuilah Wahai Perempuan! Keutamaan Istri “Minta” duluan

Sebarkan artikel ini
Ketahuilah Wahai Perempuan! Keutamaan Istri "Minta" duluan
Ilustrasi

Ketahuilah Wahai Perempuan! Keutamaan Istri “Minta” duluan

KALBARSATU.ID — Seorang perempuan yang sudah memiliki suami tentunya ridho sang suami sangat besar terhadap istrinya.

Advertiser
Image
Banner Ads

Ridho atau restu sang suami terhadap istrinya menunjukkan baktinya dan khidmat sebagai istri terhadap suaminya dalam kehidupan sehari-harinya yang pastinya dalam bentuk sewajarnya saja.

Seorang istri yang berbakti dan khidmat dapat diwujudkan dengan perilaku keseharian rumah tangganya dengan baik dan benar sehingga memperoleh kesempurnaan di hari kiamat nanti, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

“Dari Ummu Salamah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW, ‘perempuan mana saja yang meninggal dunia, sedangkan suaminya bersikap ridha atasnya, niscaya ia akan masuk surga,” (HR at Tirmidzi).

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa khidmat serta bakti seorang istri terhadap suaminya sangat penting. Seorang perempuan yang sudah menikah tidak hanya dituntut mencari ridha Allah, namun juga restu suaminya. Rasulullah SAW bersabda :

فقا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم….والذي نفس محمد بريده لا تؤدي المرأة حق ربها حتى تؤدي حق زوجها.

Artinya : “Rasulullah SAW bersabda, demi Allah, zat yang memegang jiwa Muhammad, seseorang perempuan belum memenuhi kewajiban Tuhannya hingga ia memenuhi kewajiban terhadap suaminya,” ( HR Ibnu Majah).

Namun, meskipun tugas seorang istri harus berkhidmat, berbakti, dan juga melayani suaminya. Bukan berarti sang suami tersebut bisa bersikap dengan sewenang-wenang nya.

Seorang suami tidak boleh semena-mena mengeksploitasi istrinya dengan mengatasnamakan sebagai kewajiban khidmat dan bakti yang diajarkan dalam Islam.

Khidmat dan bakti telah diatur dalam ilmu fiqih dengan adanya batas-batas agar pasangan suami istri tersebut tidak melanggar satu sama lain.

Sama halnya ketika akan berhubungan seksual, keduanya tidak boleh memaksakan kehendaknya masing-masing agar hubungan pasangan suami istri tersebut selalu terjalin hubungan yang baik dan sejahtera.

Seorang istri yang mempersiapkan diri terlebih dahulu dalam berhubungan seksual dengan suaminya akan mendapatkan kemurahan dan keridhaan Allah SWT yang sangat besar.

Perlu diketahui, Rasulullah SAW pernah berpesan kepada putrinya, yaitu Fathimah RA bahwa jika seorang istri yang dengan senang hati untuk berhubungan seksual dengan suaminya akan memiliki pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

“Wahai Fatimah, tiada seorang perempuan yang “menyiapkan” diri untuk suaminya dengan senang hati kecuali seorang (malaikat) menyeru dari langit :

“mulailah beraksi” niscaya Allah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang terkemudian” (lihat syekh M Nawawi Banten, Uqudul Lujain fi Bayani Huquqiz Zaujain, (Semarang, Thaha Putra, tanpa catatan tahun), hlm 13).

Dalam hubungan seksual suami istri keduanya memerlukan kesehatan mental maupun fisik dan tidak hanya keinginan sepihak saja yang ingin berhubungan seksual.

Jika saja hanya keinginan sepihak pasti akan terjadi ketidak nyamanan di salah satu pihak. Maka dari itu perlunya untuk memerhatikan kesiapan mental dan fisik agar hubungan seksual tersebut berjalan riang dan saling senang.#

Menyalinkode AMP