GMNI: Anak Muda Jangan Buta Sejarah Pilih Pemimpin Masa Depan

- Editor

Senin, 7 Agustus 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino. Foto/Istimewa

i

Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino. Foto/Istimewa

Kalbar Satu, Jakarta – Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia atau KPU RI menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional untuk Pemilu 2024 sebesar 204.807.222 jiwa. Dari jumlah itu, 52 persen diantaranya merupakan pemilih muda. Melihat piramida pemilih saat ini, pemuda menjadi kunci penentu suara pemenang pemilu 2024. Maka tak heran apabila anak muda kini menjadi target utama partai dan kandidat capres-cawapres dalam meraup suara.

Menanggapi hal ini, Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino menyampaikan perlunya pemahaman sejarah bagi anak muda untuk memilih pemimpin masa depan bangsa Indonesia. Sejarah tersebut terkait dengan rekam jejak seseorang, terutama untuk memastikan bahwa pemimpin yang dipilih oleh kawula muda tidak punya kaitan dengan peristiwa masa lalu. Tidak punya beban masa lalu.

“Presiden Jokowi sudah sampaikan kita mesti hati-hati dan teliti pilih pemimpin. Begitu juga untuk anak muda jangan buta sejarah. Agar pemimpin yang kita pilih tidak punya beban masa lalu,” papar Arjuna.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca juga: Ketua DPP GMNI Minta BPK Audit Pembelian Pesawat Bekas Kemenhan

Menurut Arjuna, Indonesia perlu belajar dari tragedi terpilihnya Bongbong Marcos, putra mantan diktator-koruptor Filipina, Ferdinand Marcos yang membawa Filipina dalam kehancuran dimana jutaan orang hidup dalam kemiskinan parah, berbagai pelanggaran hak asasi manusia berlangsung, dan korupsi merajalela di tengah tumpukan utang negara.

Namun Bongbong terpilih akibat keberhasilannya memanipulasi kesadaran publik melalui berbagai platform media sosial. Dengan bantuan konten kreator dan para influencer ternama, Bongbong berhasil menciptakan gimmick dan membelokan sejarah Filipina sehingga menguntungkan dirinya.

“Bongbong bertransformasi melalui platform media sosial. Dengan bantuan konten kreator dan influencer Bongbong berhasil membentuk citra dirinya seakan humanis dan rendah hati. Sehingga publik lupa dia adalah putra diktator yang kejam, korup dan despotik dalam sejarah politik Filipina,” ungkap Arjuna.

Baca juga: Kampanye Anti-Karhutla, Polres Kubu Raya Edukasi Masyarakat Lewat Penerangan Keliling

Menurut Arjuna, pemahaman sejarah bagi generasi Z dan milenial sangatlah penting mengingat apa yang dilakukan seseorang di masa depan tak lepas dari sejarah yang membentuk watak orang tersebut. Apalagi jika seseorang tersebut punya catatan buruk di masa lalu, maka janji manis masa depan yang dilontarkan patut dipertanyakan integritasnya.

“Jika kita tegak lurus dengan Presiden Jokowi maka kita harus berhati-hati. Jangan karena emosional, kita melupakan sejarah, menutup mata terhadap rekam jejak seseorang. Pemuda harus punya nalar kritis, tidak semata-mata digerakan oleh kepentingan praktis jangka pendek,” tambah Arjuna.

Apalagi menurut Arjuna, Indonesia pasca pemerintahan Presiden Jokowi punya kepentingan untuk memanfaatkan peluang bonus demografi di tahun 2045. Maka praktik buruk di masa lalu seperti korupsi, pelanggaran hak asasi hingga penguasaan ekonomi oleh segelintir kroni penguasa tak boleh terjadi lagi. Indonesia tidak boleh mundur ke belakang, Presiden Jokowi sudah berbuat banyak hal yang mengantarkan kita ke pintu gerbang kemajuan bangsa.

“Jangan kita ditarik lagi ke zaman orde baru, dimana korupsi oleh para kroni merajalela, utang menumpuk dan kita didikte oleh kekuatan asing. Presiden Jokowi sudah membawa Indonesia jauh ke depan. Jangan sampai kita mundur hanya karena kita anak muda tak mau dan tidak mau tahu tentang sejarah,” tutup Arjuna.

Berita Terkait

Polri Tetapkan PT AJP dan FH Sebagai Tersangka TPPU Judi Online, Sita Uang Rp 103,27 Miliar
Presiden Prabowo Terima Audiensi PP Muslimat NU: Bahas Kongres XVIII dan Program Kedepan
GP Ansor Luncurkan Asta Cita Center, Lembaga Think Tank untuk Wujudkan Indonesia Emas
Pj Bupati Kubu Raya Hadiri Rapat Paripurna Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati
Kapolri dan Menteri Perumahan Bahas Program Pembangunan 3 Juta Rumah
Presiden Prabowo Saksikan Penandatanganan MoU Pengembangan Proyek Hunian 1 Juta Unit
Polri Update Situasi Operasi Lilin 2024 Pada Hari Ke Dua Belas
Polri Ungkap Hasil Sidang Etik Kasus Pemerasan DWP: 2 PTDH
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 16 Januari 2025 - 15:42 WIB

Polri Tetapkan PT AJP dan FH Sebagai Tersangka TPPU Judi Online, Sita Uang Rp 103,27 Miliar

Kamis, 16 Januari 2025 - 15:03 WIB

Presiden Prabowo Terima Audiensi PP Muslimat NU: Bahas Kongres XVIII dan Program Kedepan

Rabu, 15 Januari 2025 - 20:30 WIB

GP Ansor Luncurkan Asta Cita Center, Lembaga Think Tank untuk Wujudkan Indonesia Emas

Rabu, 15 Januari 2025 - 18:05 WIB

Pj Bupati Kubu Raya Hadiri Rapat Paripurna Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Sabtu, 11 Januari 2025 - 22:45 WIB

Kapolri dan Menteri Perumahan Bahas Program Pembangunan 3 Juta Rumah

Berita Terbaru