KALBAR SATU, JAKARTA – Perubahan zaman banyak dirasakan baik secara langsung ataupun tidak langsung oleh masyarakat. Namun, hal ini tidak menutupi maupun menghalangi inovasi terbuka yang dapat terus dikembangkan, terkhususnya dalam dunia bisnis terutama pemasaran.
Inovasi terbuka pada dasarnya merupakan inovasi yang bersumber dari ide-ide eksternal perusahaan. Inovasi yang terbuka telah menjadi pendekatan populer dalam strategi pemasaran modern, baik dari customer, mitra bisnis, dankomunitas.
Hermawan Kartajaya sebagai pakar pemasaran Indonesia yang telah 11 tahun bekerjasama dengan Philip Kotler, kembali menggelar Special Master Class untuk mengupas inovasi pemasaran dalam judul “Open Innovation for New Differentiation” pada Kamis, 28 Juli 2023 di Philip Kotler Theater Class, MarkPlus, Jakarta. Pada episode kali ini, Hermawan Kartajaya memaparkan strategi pemasaran tentang pentingnya diferensiasi dalam berbisnis, dan berbagai langkah yang perlu dilakukan guna mencapai diferensiasi.
Dibuka dengan pemaparan tren terkini di kuartal ke-2 tahun 2023, HK memaparkan tingginya penggunaan Artificial Intelligence (AI) saat ini, pergeseran tren media sosial ke alternative text social media, penggunaan kendaraan elektronik, serta keadaan ekonomi Indonesia terkini. Dorongan untuk menghasilkan ide produktif dan solusi dalam meningkatkan diferensiasi juga menjadi pokok bahasan dari acara HK Special Master Class kali ini.
Acara ini dihadiri oleh berbagai instansi perusahaan, baik dari Swasta, BUMN, bahkan Pemerintahan. HK memaparkan model marketing yang diawali 5-Drivers (Science Technology, Social Culture, Industry Market, Politic Legal, dan Economy Business), 4C (Customer, Change, Company, dan Competitor), dan PDB (Positioning, Differentiation, dan Brand).
Tren hiburan yang saat ini banyak memikat perhatian orang-orang adalah salah satunya konser musik band asal Inggris, yaitu Coldplay. Dalam hal ini, HK memberikan pernyataan bahwa Coldplay adalah pengikut 5 Drivers, yang mana cara mereka memproduksi sebuah musik merupakan bagian dari cara mereka bertahan dalam dunia hiburan dengan menggunakan berbagai strategi pemasaran yang manjur, trendy, dan pastinya bisa masuk ke banyak kalangan segmentasi.
Berangkat dari itu, HK selalu memberikan arti dari marketing sendiri, “Marketing itu bukan komunikasi bahkan bukan sales. Marketing itu differentiation, jadi beda untuk bisa menang. Bukan tentang menjadi yang paling hebat dan paling sukses, tapi bagaimana menjadi beda dari antara lainnya.”
Strategi marketing Indonesia 2030 dengan tujuan global Inner Development Goals (IDGs) di 2045 yang disebut tidak hanya akan menggerakkan hubungan Government – Business, tetapi juga akan turut menggerakan People.
Dalam hal ini, kekuatan suatu negara diwujudkan dari perusahaan-perusahaan yang kuat, dan perusahaan yang kuat ini dipenuhi dengan karyawan dan orang-orang yang memiliki daya saing yang kuat.
HK dalam pemaparannya menjelaskan pentingnya pendekatan “People to People”, pendekatan IDGs yang dapat merubah strategi yang massif.
Hal ini turut dinyatakan oleh HK, “Open Innovation approach artinya sebuah perusahaan harus bisa membukakan diri untuk pendapat ataupun ide dari eksternal, ini yang akan menjadikan sebuah perusahaan bisa diterima oleh kalangan luar, karna mereka mau menerima, mau memahami gagasan lain.”
Diferensiasi juga disebut sebagai sesuatu yang dapat memperkuat integritas merek. Untuk menjaga diferensiasi tersebut secara jangka panjang, diperlukan juga kodifikasi.
Transformasi dari diferensiasi menjadi kodifikasi telah mengubah sudut pandang pemasar menjadi holistik, beralih dari ketergantungan pada aset yang dapat dilihat seperti teknologi, fasilitas, dan sumber daya manusia, menjadi responsif terhadap aset yang tidak tampak seperti budaya dan nilai-nilai.
“Dari yang mudah ditiru menjadi sulit ditiru. Transformasi ini membawa unsur diferensiasi yang terdiri dari konten, konteks, dan infrastruktur, menjadi kodifikasi yang terdiri dari unsur simbol dan gaya, sistem dan kepemimpinan, serta nilai-nilai bersama dan substansi. Diferensiasi lebih berfokus pada kemungkinan jangka pendek, sedangkan kodifikasi lebih berfokus pada pemeliharaan jangka panjang,” tambah HK.
Ia pun menyampaikan bahwa bisnis harus bisa mengimplementasikan open innovation dengan pola inside-out yang terdiri dari empat langkah, yaitu elaborating organization objectives strategically, exploring ideas internally and externally, extracting solution collaboratively, dan executing solution effectively.
Dengan penerapan langkah-langkah open innovation ini, akan mempermudah perusahaan dalam memperkuat diferensiasinya.