Mengaji Sila KeTuhanan Untuk Perkuat Ukhuwah Bernegara

- Editor

Jumat, 8 Desember 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KALBAR SATU ID – Berapa hari yang lalu, terdengar keributan antar rakyat bangsa Indonesia yang mengatasnamakan pembelaan agama serta persoalan dukung mendukung antara Palestina – israil. Hal itu sempat menjadi ketegangan kita semua, karena dihawatirkan akan melebar dan meluas kemana mana.

Telah Kita ketahui bersama, Pancasila yang pertama yaitu ketuhanan yang maha Esa. Dalam hal ini, semuanya sepakat pada sila pertama ini tidak berbicara tentang Tuhan, akan tetapi tentang ketuhanan. Ketuhanan disini artinya memanunggal, menyatu dengan tuhan.

Ketuhanan berarti sifat-sifat luhur mulia Tuhan yang mutlak harus ada. Contoh penerapan sila “Ketuhanan yang Maha Esa” dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut: Bersungguh-sungguh dalam menjalankan ajaran agama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tidak melakukan penistaan terhadap suatu agama, seperti melakukan perusakan rumah-rumah ibadah. Menciptakan suasana taat beribadah di dalam keluarga.

Selain itu, Makna sila ke 1 yang berbunyi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ adalah bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang bertuhan dan memercayai keberadaan Tuhan. Oleh sebab itu, sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) ditempatkan pada urutan yang paling atas.

Segala sesuatu mengenai Tuhan disebut ketuhanan. Keberadaan Tuhan dalam ayat Al-Qur’an terdapat pada QS al- Ikhlas. Dijelaskan oleh Al-Qur’an bahwa Tuhan itu adalah Maha Esa, tempat meminta, tidak beranak dan juga tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya.

Selain kita dituntut untuk memahami Pancasila sila pertama tersebut, kita juga dituntut mengetahui tentang Nilai-Nilai Ketuhanan yakni :

a) Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang Maha sempurna.

b) Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua perintah-Nya, sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.

c) Saling menghormati dan menoleransi antar pemeluk agama yang berbeda-beda. Penerapan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini dapat menciptakan harmoni dan toleransi antarumat beragama dalam kehidupan sehari-hari.

Seseorang dapat dikatakan menjunjung tinggi nilai ketuhanan dalam Pancasila adalah mereka yang percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Harus saling hormat dan menghormati serta bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda sehingga terbina kerukunan hidup.

Selain diatas, Cerminan nilai luhur sila Ketuhanan Yang Maha Esa tersebut antara lain sikap percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agamanya, menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama, saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama, dan tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

Allah berfirman dalam surat al-maidah ayat 8 ;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Selain itu, Diperkuat juga dengan Hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. pernah bersabda:

“Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari kesalahan, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.” (HR Bukhari).

Ayat Al-Qur’an dan hadist diatas jelas memerintahkan kepada kita semua untuk bersikap tidak untuk saling membenci terhadap perbedaan Agama, RAS, etnis, dan suku dikalangan bangsa dan negara Indonesia tercinta ini.

Penulis: Farida Asy’ari, Dosen Agama Islam Politeknik Negeri Pontianak.

Berita Terkait

Sujiwo Petarung Sejati: Inspirasi dari Sosok yang Tak Kenal Menyerah
Membuka Pintu Menuju Karier Masa Depan
Program Studi Manajemen Bisnis Syariah di IAIN Pontianak
Peran Program Studi Manajemen Bisnis Syariah IAIN Pontianak
Gus Miftah Akhirnya Mundur
Sosok Jiwo Penular Kesuksesan
Bersyukurlah Pada Allah SWT Sang Pemberi Nikmat
IKN Solusi Pemerataan Pembangunan Ekonomi: Bagaimana dengan Pulau Kalimantan?

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 10:56 WIB

Sujiwo Petarung Sejati: Inspirasi dari Sosok yang Tak Kenal Menyerah

Jumat, 13 Desember 2024 - 12:42 WIB

Membuka Pintu Menuju Karier Masa Depan

Kamis, 12 Desember 2024 - 17:55 WIB

Program Studi Manajemen Bisnis Syariah di IAIN Pontianak

Kamis, 12 Desember 2024 - 17:28 WIB

Peran Program Studi Manajemen Bisnis Syariah IAIN Pontianak

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:49 WIB

Gus Miftah Akhirnya Mundur

Berita Terbaru