KALBARSATU.ID — Kompetisi Cipta lagu #KapuasKite yang digelar oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I sampai pada puncak penutupan. Sayembara Cipta lagu yang dimulai pada 16 November hingga Desember 2020 diikuti oleh puluhan peserta.
“Yang melatarbelakangi lomba ini yaitu untuk melakukan pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sungai. Salah satunya adalah bagaimana terdengar di telinga lagu-lagu yang enak didengar, memorinya mudah diingat, ya intinya bagaimana untuk melestarikan sungai,” kata Kepala BWS Kalimantan I, Dwi Agus Kuncoro, ST, MM,MT, di Kantor BWS Kalimantan I Jl Sood Pontianak, saat pembagian hadiah pemenang, Senin 21 Desember 2020.
Lebih lanjut ia mengatakan, lewat lagu-lagu inilah diharapkan bisa mengkampanyekan kepada masyarakat perlunya melindungi sungai dan bersinergi di mana di situ ada air.
“Dan kami menghimpun, dan mengundang musisi-musisi di Kalimantan Barat, di mana mereka tinggal di sesuai dengan kehidupan sehari-harinya,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa di Kalimantan ini secara jumlah air sungai itu melimpah, tetapi secara kualitas itu ketika musim kemarau sangat turun sekali terutama apalagi industri.
“Aktivitas-aktivitas di sungai mulai marak, ini seiring dengan meningkatkan pembangunan. Seperti penanganan pasir ini yang perlu kita tata, harus terkendali sehingga tidak merusak, boleh menambang pasir tapi dengan kaidah-kaidah tertentu. Di sinilah salah satu yang perlu kita dorong masyarakat untuk ikut menjaga,” katanya.
Ia menambahkan, selain penambangan pasir juga ada limbah-limbah. Limbah-limbah pabrik itu dengan mudah dibangun di sungai yang kita.
Di tempat yang sama, Musisi Yan Machmud Arwana Juri Sayembara Cipta Lagu#Kapuaskite mengatakan bahwa kompetisi yang dilakukan BWS Kalimantan satu ini baru pertama kali, untuk lagu-lagu menjaga Kapuas Kapuas kita.
“Jadi kalau menurut saya musisi-musisi ini luar biasa sekali, musisi se-Kalimantan Barat ini mereka itu apa ya imajinasinya, karena mencipta butuh suasana berbeda-beda. Karena genrenya juga bebas,” imbuhnya.
Ia menuturkan kegiatan merupakan suatu ajang yang, memang benar-benar harus kita angkat, dan perlu diapresiasi.
Sementara Farid pemenang Cipta Lagu “Kapuaskite menyebutkan bahwa lagu yang ia ciptakan terinspirasi kondisi sungai Kapuas yang saat ini memang butuh perhatian.
“Ternyata memang butuh perhatian dan mengingat warna air kecoklatan. Terus saya juga searching melihat bagaimana sih cara perawatan yang baik gitu, saya juga lihat-lihat di jurnal-jurnal, bagaimana, apa sih yang paling berdampak terhadap pencemaran sungai. Termasuk limbah-limbah kimia dan segala macam,” katanya.
Adapun terdapat 42 peserta yang mengikuti cipta lagu #Kapuaskite. Diantaranya 13 masuk dalam nominasi kompilasi Lagu. Delapan (8) Lagu terpilih, dan 5 lagu teratas dengan kategori Lagu Terbaik Manjakani Music:
Juara I : Farid
Juara II : Milfarasi
Juara III : Lepo Beats
Lagu Favorit : Zulhakim