KALBARATU.ID – Mungkin kita sudah biasa melihat aktivitas sebuah majelis, namun untuk majelis yang satu ini memiliki keunikan tersendiri. Namanya ‘Majelis Tartil’ sebuah majelis yang berada di Kota Pontianak memiliki aktivitas memperbaiki bacaan Al-qur’an serta menghafalnya. Uniknya, anggota majelis ini adalah kaum emak-emak yang bisa dibilang sudah tak muda lagi, bahkan ada yang memiliki cucuk.
Pengajar majelis tartil, Utadz Abdul Ajiz Azizi mengatakan terbentuk majelis tartil berawal dari saudari Aisyah yang mengajak kawan-kawannya untuk melajar mengaji.
”Awalnya hanya 10 orang, jadi saya mengusulkan untuk dijadikan satu kelompok majelis. waktu itu belum ada namanya dan cukup belajar mengaji biasa-biasa saja. Tapi karena banyak yang ikut, maka saya mengusulkan mesti ada kepalanya, jadi dipilihlah Aisyah menjadi kepala majelis dan diberikan nama majelis tartil. Sekarang majelis tartil ini terbagi lima kelompok bahkan istri wakil walikota Pontianak juga ikut majelis ini. Inysa Allah akan dibuat lagi,” katanya saat ditemui di Hotel Randayan di acara syukuran majelis tartil, Sabtu (27/6/20).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kendati demikian, ustadz Ajiz mengakui masih perlu penataan majelis ini, agar ke depan lebih baik lagi, istiqomah, berlanjut dan menjadi contoh untuk yang lainnya.
“Di dalam majelis ini kan rata-rata emak-emak yang belajar Al-qur’an. Jadi, yang saya tekankan adalah belejar memperbaiki bacaan atau tahsin. Kemudian agar proses belajar ini berhasil dan melekat diingatan para emak-emak diberikan progam menghafal. Dari mejelis 1 hingga majelis 5 semua diberikan program menghafal. Dan Alhamdulillah kelompok 2 ini sudah hafal Surah An Naba ayat 1-40. Karena sudah hafal Surah An Naba, Jadi kita sepakati untuk syukuran yang dikemas dalam tadabur alam (memahami makna dari lafadz Al-Qur’an),” imbuhnya.
Ia menyebutkan bahwa tujuan dari majelis ini ialah untuk memberantas buta Al-quran dan mencetak tahfiz tanpa batasan usia serta menghilangkan persepsi bahwa belajar Al-qur’an itu bukan hanya dipelajari oleh anak-anak.
”Sekarang kan banyak orang merasa minder untuk belajar dan menghafal Al-quran karena lanjut usia. Nah di sinilah kita berantas bahwa belajar Al-quran itu bukan hanya dipelajari oleh anak-anak. Artinya belajar Al-qur’an itu seumur hidup tanpa mengenal batasan usia,” tambahnya.
Di tempat sama, ketua majelis tartil, Aisyah menceritakan bahwa nama majelis tartil itu diambil dari surah Surah Al-Muzzammil Ayat 4 yang artinya ‘Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan’.
“Jadi nama majelis ini terinspirasi dari surah Al-muzzamil. Dan majelis ini mengingatkan kita bahwasanya membaca Al-qur’an itu adalah perintah dari Allah,” sebutnya.
Dia juga mengatakan bahwa majelis tartil ini ada lima kelompok. Masing-masing kelompok ada 40 anggota. Jumlah keselurahn kurang lebih 100 anggota.
“Jadi sekarang ini majelis tartil kelompok dua sudah hafal Surah An Naba dan sekarang proses setor hafalan itu, sekaligus syukuran yang dikemas dengan tadabur alam,” katanya.
Sementara anggota majelis tartil, Evi mengatakan bahwa alasan dirinya mengikuti majelis ini karena ingin belajar Al-qur’an dengan baik. Apalagi yang mengajari adalah orang yang pandai membaca alquran.
“Kita di majelis ini selain diajari tajwidnya juga diajari menghafal Al-qur’an dengan baik. Kita di sini secara bersama-bersama belajar, ada teman kantor juga ada teman kuliah,” katanya.(Zub)