KUBU RAYA, KALBAR SATU – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kubu Raya menggelar lomba bercerita untuk siswa SD/MI se-Kubu Raya, Senin (6/6/2022). Sebanyak 25 siswa yang telah lolos seleksi di tingkat kecamatan ikut berpartisipasi pada perlombaan tersebut.
Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo mengungkapkan, lomba bercerita ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk menstimulus para siswa agar gemar membaca. Di samping itu, lomba bercerita ini juga merupakan sarana untuk menyalurkan bakat dan kreativitas anak.
“Lomba bercerita ini akan menstimulus anak agar jadi lebih gemar membaca. Adanya perlombaan seperti ini tentu juga memberikan ruang bagi anak-anak untuk menyalurkan bakat dan kreativitasnya,” ujarnya usai menutup Lomba Bercerita/Berturur tingkat SD/MI se-Kubu Raya di Aula Kantor Bupati Kubu Raya, Senin (6/6/2022).
Baca juga: Sujiwo Cup Resmi Dimulai, Founder Harap jadi kebangkitan persepakbolaan daerah.
Sujiwo menuturkan, upaya menumbuhkan minat baca pada anak perlu dilakukan sejak dini agar anak tidak terlalu banyak menghabiskan waktu dengan menonton televisi dan menatap gawai. Di satu sisi, lanjut dia, kebiasaan menonton TV dan bermain gawai memang membuat anak jadi lebih melek digital. Namun, di sisi lain, kebiasaan tersebut juga membuka potensi anak bertumbuh menjadi anak yang individualis.
“Di era digitalisasi sekarang ini membuat anak-anak kita menjadi lebih cerdas daripada kita di bidang teknologi. Itu terjadi karena memang anak-anak kita selalu mengandalkan teknologi dalam kesehariannya. Itu poin plus dari digitalisasi. Namun demikian, di sisi yang lain, anak-anak kita jadi malas baca. Pola perilaku anak yang terlalu bergantung dengan gadget ini tentu tidak boleh kita biarkan. Karena jika dibiarkan, anak-anak kita berpotensi tumbuh jadi anak yang manja dan egois di kemudian hari,” tuturnya.
Baca juga: Sujiwo Bagikan 10 Ribu Paket Lebaran untuk Warga Kubu Raya
Untuk mencegah agar anak tidak kecanduan gawai, Sujiwo pun berpesan kepada para orangtua untuk mempermudah anak mengakses bahan bacaan dengan menyediakan berbagai bahan bacaan di rumah. Bahkan jika diperlukan, orang tualah yang harus membacakan bahan-bahan bacaan itu kepada anak.
“Bahkan kalau memungkinkan, para orangtualah yang ikut membacakan cerita kepada anak. Kesan bahwa membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan perlu kita ciptakan sehingga anak bisa dengan gampang menirukannya,” tandasnya.