KALBARSATU.ID – Edisi spesial dengan duo Syarih yang sangat istimewa terkait petunjuk ilahi. Selamat membaca.
(الحكم الثانية واالخمسون)
إِنَّمَا أَوْرَدَ عَلَيْكَ الْوَارِدَ لِتَكُوْنَ بِهِ عَلَيْهِ وَارِدًا
“Allah Swt. hanya menganugrahkkan kepadamu
berupa al-warid agar Anda datang kepadaNya”.
Al-Warid adalah sesuatu yang Allah Swt. sediakan pada seorang hamba berupa ulum al-wahbiah dan anwar al-ilahiyyah yang dapat membuka cakrawala dan menerangi hatinya. Sehingga ia akan melihat kebenaran sebagai kebenaran sementara kebatilan sebagai kebatilan.
Al-Warid juga disebut tajalli ilahi yang Allah Swt. letakkan di dalam hati sekalipun hamba tersebut tidak merasakan karena kepekatan sifat-sifat kemanusiaannya. Terkadang Al-warid diistilahkan dengan hal (kondisi spiritual). Inilah yang dimaksud di sini agar Anda menjadi orang yang menerima untuk berada dihadapanNya. Prosedurnya sudah sama-sama diketahui bahwa menuju masuk kehadiratNya tidak mungkin bisa dilalui kecuali dengan hati yang suci dari apa-apa yang dapat mengotorinya. Demikian uraian Syaikh al-Syarqawi.
Ada hal menarik dari untaian kata di atas dalam penuturan syaikh ‘Ali Baras al-Kindi dalam karya istimewanya, syifa al-syaqam wa fatha khazaaina al-kilam fi ma’aani al-hikam begini:
Beliau mengklasifikasi al-warid dalam tiga aspek:
- Bentuk kebutuhan yang terpenuhi dan kebahagian yang dirasakan (الملائمات والمسرات) seperti memperoleh kenikmatan dan rasa nyaman dalam ketaatan. Supaya Anda datang kepada Allah Swt. melalui jalan bersyukur dan menyaksikan beragam anugrahNya.
- Bentuknya berupa kesedihan-kesedihan dan kesulitan (المؤلمات والمغنصات) supaya Anda datang kepada Allah Swt. dengan bersabar.
- Dalam bentuk ma’rifah (التعرفات) supaya Anda datang kepadaNya melalui beragam kondisi spiritual (ahwal) seperti menempuhnya dengan jalan:
a. Raja’ yaitu dengan terus beramal, berakhlak baik dan menjernihkan hati.
b. Khawf yakni dengan rasa takut untuk melanggar dan menjaga diri untuk tidak melakukan kesalahan.
c. Qabdh yaitu dengan selalu minta perlindungan dan senantiasa merasa butuh kepadaNya.
d. Bast yakni dengan kesopanan yang tinggi dan merendahkan diri dihadapanNya.
e. Haibah yaitu merasa kurang atas amal-amal yang dilakukan serta tidak peduli pada kedudukan dan kondisi spiritual.
f. Uns ialah dengan jalan fana’ di bawah pancaran keindahanNya lalu, menyudahi segala kesenangan yang menyibukkannya.
Demikian beberapa Al-waridat tegas beliau agar Anda mendatangiNya bukan malah berhenti pada anugrah yang telah Allah Swt. berikan ini. Karena boleh jadi itu hanya tipuan belaka dan pengakuan palsu saja. Semoga kita dijaga oleh hal yang demikian.
Selanjutnya, al-warid yang dimaksud al-warid al-irfani dan al-faidh al-ladunni al-imtinani. Ini makna yang dikehendaki Syaikh ibn al-‘athaillah menurut beliau. Sejatinya Allah Swt. menganugrahkan kepadamu supaya Anda selamat ketika berada dihadapanNya serta menempuh dengan cara melanyaniNya. Salah satu potret gubahan syair beliau adalah:
فكل وارد لا يدخل بصاحبه # على الإله فإن المكر يصحبه
فرد عليه بما اختصت جانبه # فذاك لــمّ به كيمـــا يقربــــه
“Setiap anugrah berupa warid bagi murid tidak akan pernah tertuju kepada Tuhan ketika tipu muslihat menyertai dirinya.
Maka datanglah kepadaNya dengan sesuatu yang paling istimewa lalu himpunlah olehmu semua itu supaya dapat mendekatkan diri kepadaNya”.
Jadi, tidak ada anugrah dan pemberian istimewa melaikan untuk membebaskanmu dari cengkraman dan kegelapan dunia. Sebab dari itu, jangan sampai Anda kembali pada kegelapan dunia setelah Allah Swt. mengeluarkanmu dari sana. Karena hal itu tindakan kurang ajar kepada Allah Swt. setelah Dia memilihmu untuk menjadi yang terpilih dan Anda menjadi selamat dari kegelapan itu.
Diterjermah dari Kitab syifa al-syaqam wa fatha khazaaina al-kilam fi ma’aani al-hikam
Penerjemah: Ach Yani