KALBARSATU.ID – Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) mengecam tindakan Presiden Perancis, Emmanuel Macron, yang membiarkan publikasi karikatur Nabi Muhammad SAW. Macron dalam keterangannya menyebutkan bahwa publikasi karikatur Nabi Muhammad SAW sebagai hak kebebasan berbicara.
Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino mengungkapkan bahwa dalam tradisi dan nilai-nilai di negara liberal mempublikasi hasil karya apapun dianggap sebagai hak kebebasan individu. Namun publikasi karikatur Nabi Muhammad SAW bagi tradisi dan nilai-nilai umat muslim itu telah menyinggung keyakinan umat muslim yang melarang melukiskan wajah Nabi Muhammad SAW karena untuk menghindarkan diri dari potensi paganisme.
“Itu di negara-negara liberal merupakan wujud kebebasan berekspresi. Namun itu menyinggung umat muslim. Karena ada larangan menggambarkan wajah Nabi Muhammad SAW. Agar umat muslim terhindar dari paganisme,” jelas Arjuna.
Arjuna juga menilai tindakan semacam ini bisa memicu kemarahan umat Islam di dunia, yang juga akhirnya bisa memicu tindakan terorisme karena tindakan Macron telah menyinggung akidah umat Islam dan memicu tindakan jihad untuk melawannya.
“Tindakan Macron akan memunculkan antitesanya, yaitu tindakan terorisme. Akan menumbuh kembangkan pikiran ekstremisme untuk berjihad melawannya. Ini berbahaya,” ujar Arjuna.
Tindakan Macron menurut Arjuna berpotensi memprovokasi tindakan ekstremisme dan berpotensi meningkatkan eskalasi gerakan terorisme global. Karena tindakan Macron bisa memicu terorisme kembali hidup, memberikan alasan dan mengondisikan orang untuk masuk serta percaya pada gerakan ekstremis.
“Arogansi Macron bisa jadi momentum kebangkitan terorisme. Bisa dikatakan Macron justru membidani tindakan terorisme. Arsitektur terorisme global,” tutur Arjuna.
DPP GMNI juga meminta kepada seluruh pemimpin dunia untuk tidak melakukan provokasi dan serangan terhadap hal-hal menyangkut keimanan. Karena keimanan adalah hal yang paling privat. Selain itu, juga akan berdampak pada Indonesia sebagai salah satu negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia.
“Ini bisa berdampak ke Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Memicu kemarahan umat Islam Indonesia. Dan menambah pekerjaan pemerintah Indonesia, menyulitkan kita untuk membendung aksi-aksi apapun sebagai bentuk reaksi atas tindakan Macron,” tutup Arjuna